Uang Membuat Anda Jadi Bermartabat

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) minilai kepemilikan uang akan memberikan pembeda pada diri seseorang. Sebab uang menjadi nilai tambah atau menaikkan taraf hidup.

Deputi Komisioner Edukasi dan perlindungan Konsumen OJK Sarjito mengungkapkan, apapun latar belakang pendidikan seseorang, ujung-ujungnya akan selalu membicarakan atau membahas soal uang. Ini dianggap bukan lagi sesuatu hal yang tabu.

"Rupanya, Anda background sekolahnya apa saja ujung-ujungnya bicara soal uang. 'Gila' kalau enggak punya uang," katanya dalam Press Conference #BicaraUang Cretor Fest 2018 X Demensional Morphology di Jakarta, Selasa (30/10/2018).

Dia menilai, selama ini masih banyak orang-orang yang belum paham betul pentingnya inklusi keuangan. Bahkan realitanya di Indonesia, hasil survei masih banyak masuk dulu tapi tidak begitu mengerti dan inilah yang sebenarnya yang diperbaiki.

"Bicara uang, sudah harus dipikirkan pada awal-awal hidup kita. Jadi tidak boleh lagi terlambat. Aritinya apa? sekarang harus punya finance planning dan Anda background-nya apa pun adalah uang yang utama," ungkapnya.

"Anda fotografer, Anda lawyer, ujung-ujungnya uang. Dan uang kadang-kadang membuat Anda jadi terhormat," sebutnya memberi contoh.

Selain itu, ia berkeyakinan dengan memiliki pengelolaan uang atau finansial yang mumpuni akan membuat seseorang akan lebih dipandang atau dihormati. Sehingga hal ini sangat penting untuk dipahami dan diterapkan dalam kehidupan.

"Uang membuat Anda (jadi memiliki) dignity atau bermartabat. Anda mulailah dengan menabung, mengerti uang, how to manage money (mengelola uang), dan itu yang paling penting," sarannya.

Umumnya pembahasan uang selama ini sering kali dianggap sebuah hal yang tabu dan agak gamang. Padahal, tidak ada salahnya membicarakan ini karena dianggap sangat penting untuk kehidupan sehari-hari.

Retail Banking Director PermataBank, Djumariah Tenteram mengungkapkan, membicarakan ihwal uang adalah sesuatu sangatlah bermanfaat dan penting. Apalagi ini bersinggungan langsung dalam kehidupan siapapun dan semua usia.

"Zaman dahulu kalau bicara uang itu (masih dianggap) tabu. Sekarang ini, itu adalah sesuatu yang kekinian. Jadi kita selalu bicara money, money, dan money," kata Djumari.