Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

PGN Sambung Jaringan Gas 56,9 Km di Probolinggo

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk saat ini sedang melakukan pembangunan Jaringan Gas (jargas) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Pasuruan-Probolinggo, Jawa Timur.

Dirut PGN Gigih Prakoso menjelaskan, pembangunan jargas ini akan mengalirkan gas dari sumber yang dikelola Husky CNOOC Madura Ltd (0,2 MMSCFD) dengan nilai kontrak pembangunan jargas mencapai Rp 96,88 miliar.

Pembangunan jargas tersebut sepanjang 107,9 km dilakukan untuk melayani 11.339 Sambungan Rumah (SR), yang terdiri dari Kota Pasuruan 51 km untuk melayani 6.314 SR. Adapun Kota Probolinggo sepanjang 56,9 km yang terbagi dalam 8 sektor untuk melayani 5.025 SR.

Ribuan warga yang berada di beberapa kelurahan tersebut, akan menikmati layanan gas dari PGN, diantaranya Kelurahan Jati, Kota Probolinggo.

Terkait program pemerintah dalam pembentukan Holding BUMN Migas yang menunjuk PT Pertamina (Persero) sebagai induk Holding Migas dan PGN sebagai Sub Holding Gas, maka pembangunan jargas akan menjadi hal yang diperhatikan oleh PGN.

Gigih Prakoso menambahkan, pemerintah dan PGN akan berkoordinasi untuk fokus melakukan perluasan pembangunan jargas. Ke depan, katanya, kian banyak skema yang bisa digunakan untuk merealisasikan pembangunan Jargas.

“Sebab, gas merupakan energi masa depan yang sangat membantu kehidupan masyarakat. Indonesia melalui PGN mempunyai potensi besar sebagai penyangga dan pelayan bagi masyarakat,” katanya di Kota Probolinggo, Rabu (31/10/2018).

Sejauh ini, penggunaan gas melalui pipa, terhitung masih sedikit. Padahal, selain lebih konsisten dari sisi pasokan, harga pun relatif jauh lebih murah.

Menurutnya, beberapa keunggulan gas pipa khususnya yang didistribusikan PGN antara lain berasal dari kekayaan gas bumi di dalam negeri. Artinya, penggunaan gas pipa bagi konsumsi rumah tangga, tak membebani neraca perdagangan lantaran impor gas yang terjadi pada gas elpiji.

Keunggulan lain yakni konsumen cukup membayar Rp 4.000 per m3. Sebaliknya, untuk konsumsi Elpiji 3 kg, konsumen harus merogoh kocek Rp 5.200 per m3, itupun mesti ditopang subsidi.

Gas pipa yang dijajakan PGN merupakan jenis gas metana berbobot jenis ringan, sehingga cepat dan gampang menguap, minim risiko kebakaran. Sedangkan gas Elpiji merupakan gas propana dengan bobot massa lebih berat dan mudah tersulut.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/01/080800526/pgn-sambung-jaringan-gas-56-9-km-di-probolinggo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke