Namun secara keseluruhan kata Perry, inflasi masih aman dan terjaga.
"Masih mengkonfirmasi perkiraan kami akhir tahun ini inflasi tidak akan lebih di angka atau di bawah 3,4 persen dari PDB," ujar Perry di kantor BI, Jakarta, Jumat (2/11/2018).
Adapun inflasi tahun kalender 2018 dari Januari-Oktober sudah mencapai 2,22 persen. Sementara inflasi dari tahun ke tahun 3,16 persen. Angkanya masih terpaut cukup jauh sehingga Perry optimistis inflasi tahunan masih di bawah sasaran.
"Tahun depan juga perkiraan kami di bawah sasaran inflasi 3,5 persen dari PDB," kata Perry.
Sebelumnya diberitakan, Kepala BPS Suhariyanto menyatakan bahwa penyebab utama inflasi Oktober 2018 yakni kenaikan harga cabai merah, bensin, dan sewa rumah.
Pada Oktober 2018, 66 kota mengalami inflasi dan 16 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Palu mencapai 2,27 persen, sementara deflasi terendah terjadi di Tangerang dengan 0,01 persen.
Penyumbang tertinggi inflasi Oktober 2018 yakni komponen pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan BBM dengan inflasi 0 ,42 persen dan andil ke inflasi Oktober 0,10 persen.
Komponen kedua yang menyumbang inflasi Oktober 2018 yaitu komponen makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Inflasinya 0,27 persen dengan andil 0,05 persen ke inflasi Oktober 2018.
Komponen pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa keuangan menyumbang inflasi 0,26 persen dengan andil 0,05 persen ke inflasi Oktober 2018.
Sementara itu komponen bahan makanan sebesar 0,15 persen dengan andil 0,04 ke inflasi Oktober 2018. Penyebab utamanya yakni kenaikan harga cabai merah.
Adapun komponen lainnya memiliki andil di bawah 0,04 persen. Dari hasil itu, BPS menyampaikan bahwa inflasi Oktober 2018 masih terkendali
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/02/184300626/bi-optimistis-inflasi-tahunan-masih-di-bawah-3-4-persen