Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rupiah Fluktuatif, Reksa Dana Saham Bisa Dilirik

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki kuartal IV tahun 2018, kondisi makro ekonomi Indonesia berada pada masa yang cukup menantang. Nilai tukar rupiah melemah ke angka Rp 15.200 per dollar AS atau melemah lebih dari 10 persen sepanjang tahun 2018.

Intervensi Bank Indonesia (BI) melalui cadangan devisa dan menaikkan tingkat suku bunga acuan dipandang tidak terlalu ampuh dalam menjaga nilai tukar rupiah pada posisi yang ideal. Namun, untungnya kinerja perusahaan-perusahaan yang terdapat di bursa masih dapat berada pada teritori positf.

Sektor-sektor yang bisnisnya banyak melakukan ekspor mengalami kenaikan penerimaan yang positif dari pelemahan nilai tukar. Kemudian sektor keuangan, spesifik emiten perbankan, juga mendapatkan tren positif, didukung oleh kenaikan tingkat pinjaman kredit perbankan pada tahun ini.

Dari pergerakan indeks domestik, saham-saham dalam sektor keuangan dan konsumer bergerak positif pada 2016 dan 2017 membukukan pergerakan positif rata-rata 30-40 persen, sedangkan indeks LQ45 dan Indeks Harga Saham Gabungan masing-masing tumbuh di angka 36 persen dan 38 persen.

Namun, di awal 2018 sampai kuartal III tahun 2018, indeks LQ45 turun sebesar 12 persen, lebih dalam dari IHSG turun 6 persen. Investor asing melakukan aksi jual dalam jumlah besar pada periode tersebut sampai dengan Rp 40 triliun penjualan bersih.

Ini membuat nilai saham-saham kapitalisasi besar, terutama yang ada di dalam indeks LQ45, memiliki nilai yang lebih atraktif di awal kuartal IV tahun 2018 ini. Untuk investor dalam negeri, bisa melihat kondisi ini sebagai kesempatan baik untuk mulai secara bertahap menempatkan dananya pada reksa dana saham.

Sementara itu, perusahaan dengan basis ekspor yang baik dan perbankan yang membukukan kinerja positif dari kenaikan pinjaman tahun ini akan menjadi pilihan dalam portofolio. Sektor konsumer yang selama ini bergerak negatif, menjadi salah satu pilihan juga menjelang adanya alokasi APBN yang fokus pada subsidi dan dana desa, serta momentum Pemilu Presiden tahun 2019.

Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di kisaran di atas 5 persen tertolong oleh membaiknya konsumsi masyarakat. Selain konsumsi, belanja pemerintah yang fokus pada infrastruktur turut mendongkrak perekonomian Indonesia.

Kondisi Indonesia tergolong baik jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang masuk dalam kategori negara berkembang karena masih dapat membukukan pertumbuhan ekonomi di atas tahun lalu pada saat negara berkembang lain seperti, Turki dan Argentina mengalami kontraksi dalam ekonominya.

Investor pun mulai melakukan penyesuaian portofolio yang selama ini menikmati pertumbuhan positif di negara berkembang, akhirnya mulai melakukan penambahan investasi ke negara maju dari negara berkembang. 

“Namun, kami nilai situasi ini tidak akan terus-menerus, dimana pada saat ini kalau kita ukur valuasi AS membukukan angka yang relatif tinggi sejak tahun 2011,” ujar Product Development Head Nurullah Saptidja PT Danareksa Investment Management dalam keterangan pers, Senin (5/11/2018).

Secara umum, saham-saham yang ada di LQ45 menjadi fokus di Danareksa Mawar Konsumer 10 saat ini. Sebagai informasi, Danareksa Mawar Konsumer 10 diluncurkan pada tahun 2011, dan sampai dengan akhir oktober dana kelolaannya sudah mencapai Rp 511 miliar.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/05/121622826/rupiah-fluktuatif-reksa-dana-saham-bisa-dilirik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke