Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

INDEF: Dana Transfer ke Daerah Dorong Kenaikan Ketimpangan

JAKARTA, KOMPAS.com - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) merilis hasil kajian terbarunya terkait pengaruh otonomi daerah terhadap ketimpangan yang diukur menggunakan indeks gini.

Berdasarkan variabel otonomi daerah, yakni dana transfer ke daerah, kajian INDEF mengungkapkan bahwa adanya korelasi positif antara dana transfer dengan indeks gini. Artinya dana transfer justru mendorong ketimpangan pengeluaran.

"Secara data memang kita bisa lihat secara cukup kasat mata," ujar Direktur INDEF Enny Sri Hartati saat memaparkan hasil kajian, Jakarta, Rabu (7/11/2018).

"Bagaimana mungkin kita sudah komitmen untuk penurunan ketimpangan (dengan otonomi daerah) tetapi yang terjadi justru sebaliknya," sambung dia.

Hasil kajian INDEF menunjukkan, koefisien dana transfer sebesar 0,00176 dengan tingkat signifikansi pada level p-value 0,428. Ini berarti secara statistik dana transfer tidak berpengaruh terhadap indeks gini pada level signifikansi 10 persen.

Sementara itu peneliti INDEF Rusli Abdullah mengatakan, bila dana transfer di bedah lebih dalam, akan terlihat adanya perbedaan korelasi Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap indeks gini.

Kajian INDEF menunjukkan, DAU secara statistik memiliki korelasi positif dengan indeks gini pada tingkat signifikansi p-value 0,02 fan koefisiensi korelasi sebesar 0,0126.

Artinya kata dia, 1 persen kenaikan DAU justru memperlebar ketimpangan sebesar 0,01.

Tak sanggupnya DAU memperkecil ketimpangan disebabkan penggunaan yang tak semestinya. DAU yang harusnya digunakan untuk peningkatan penyediaan layanan masyarakat justru digunakan untuk membiayai belanja rutin.

Misalnya, belanja pegawai pemerintah provinsi dan kabupaten atau kota. Hal ini membuat belanja pelayanan dasar tidak optimal.

Padahal, alokasi DAU selalu meningkat setiap tahun. Misal pada 2013-2016, DAU meningkat dari Rp 311,1 triliun menjadi Rp 385,4 triliun.

Hal berbeda terjadi untuk Dana Alokasi Khusus (DAK). Kajian INDEF menunjukkan bahwa setiap 1 persen kenaikan DAK berkontribusi pada penurunan indeks gini sebesar 0,01 persen.

Artinya, formula dana transfer ke daerah dengan DAU yang lebih besar dari DAK tidak efektif menurunkan ketimpangan. Sebab, alokasi DAK penggunaannya diarahkan untuk kebutuhan pelayanan dasar dan pelayanan umum.

Sedangkan DAU sifat penggunaannya lebih dikuasakan ke daerah tanpa adanya petunjuk yang lebih rigid dari pemerintah pusat.

Kajian INDEF diakukan sejak 2006-2016. Datanya mencakup rasio gini, dana transfer, DAU, hingga DAK.

Metode penelitian yang digunakan melaui studi literatur, analisis statistik deskriptif dan diagnostic approach, wawancara mendalam, hingga regresi panel data.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/07/134630926/indef-dana-transfer-ke-daerah-dorong-kenaikan-ketimpangan

Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke