Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rupiah Terus Menguat, Ini Penyokongnya

Di pasar spot, data  Bloomberg  Rabu sore menunjukkan rupiah menguat 214 poin atau 1,45 persen menjadi Rp 14.590 per dollar AS.

Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah berada di posisi RP 14.764 per dollar AS, menguat dibanding sebelumnya pada 14.891.

Direktur Riset Centre of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, terdapat beberapa sentimen positif terhadap pasar dan memperkuat rupiah. Salah satunya yield atau imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) yang sudah cukup tinggi.

Imbal hasil obligasi 10 tahun pemerintah yang menjadi acuan saat ini berada pada posisi 8,175 persen.

"Kenaikan suku bunga acuan BI hingga 150 bps sementara kenaikkan FFR (Fed Fund Rate) hanya 100 bps menyebabkan spread yield SBN dibandingkan surat berharga di AS melebar," ujar Piter ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (7/11/2018).

Piter mengatakan, dengan yield yang lebih tinggi, SBN pun menjadi lebih menarik bagi investor.

Selain itu, Piter juga menjelaskan, faktor lain yang membuat rupiah menguat secara signifikan dalam beberapa hari terakhir didorong adanya perkiraan The Fed tidak akan menaikkan suku bunga sebesar sebelumnya.

"Dengan pertimbangan proyeksi inflasi AS yang akan tertahan," ujar Piter.

Selain itu, terkait perang dagang, pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping juga turut memengaruhi stabilitas rupiah meskipun tidak menjanjikan hasil yang cukup baik.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menyebutkan, hasil pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping akan memberikan solusi positif terhadap ketegangan perdagangan yang telah terjadi antara kedua negara tersebut dalam beberapa bulan terakhir.

"Semua berharap positif terhadap pertemuan antara Presiden Trump dan Xi Jinping untuk memberikan paling tidak solusi yang positif sehingga dampaknya juga positif kepada emerging currency, rupiah pun mengalami penguatan," ujar Dody ketika ditemui awak media selepas acara Indonesia Risk Management Outlook 2019 di Jakarta, Selasa (6/11/2018).

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/07/183800026/rupiah-terus-menguat-ini-penyokongnya

Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke