Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rupiah Bergerak Stabil, BI Tak Lagi Lakukan Langkah Stabilisasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam seminggu terakhir rupiah terus menunjukkan tren penguatan terhadap dollar AS. Meskipun hari ini sedikit terkoreksi, namun posisi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih di bawah level Rp 15.000.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS membuat BI kini tidak lagi perlu melakukan langkah-langkah stabilisasi, baik melalui intervensi langsung di pasar Surat Berharga Negara (SBN) maupun pasar valuta asing (valas).

"Supply dan demand ini bagus, kita tidak melihat adanya suatu keperluan-keperluan utuk melakukan stabilisasi," ujar Perry ketika ditemui awak media di kompleks perkantoran BI, Jumat (9/11/2018).

Adapun menguatnya nilai tukar mata uang Garuda tidak hanya karena meredanya kondisi perdagangan antara Amerika Serikat dan China. Namun, juga karena faktor dalam negeri, seperti pertumbuhan ekonomi yang membaik serta kepercayaan pasar terhadap kondisi ekonomi dalam negeri.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2018 mencapai 5,17 persen.

"Nilai tukar sejak seminggu lalu terus bergerak menguat dan stabil, beberapa faktor terntu saja mendorong stabilitas dan juga penguatan nilai tukar rupiah baik faktor dalam negeri dan dan luar negeri," jelas dia.

Perry menjelaskan, dari dalam negeri, salah satu faktor yang cukup dominan dalam mendorong menguatnya rupiah terhadap dollar AS adalah transaksi domestic non delivery forward (DNDF) yang berjalan semakin baik. Adapun sejak diberlakukan hingga hari ini, volume transaksi DNDF mencapai Rp 115 juta dollar AS.

"Kami berterima kasih ke perbankan, korporasi , dan sejumlah pemodal asing yang turut melakukan transaksi di DNDF," lanjut dia.

Berjalannya mekanisme transkasi DNDF, menurut Perry, telah memperdalam kondisi pasar valas dalam negeri. Sehingga, kebutuhan valas di dalam negeri pun tercukupi.

Sementara untuk faktor luar negeri, kondisi perekonomian China yang membaik juga turut berkontribusi dalam menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

"Faktor global maupun domestik yang mendorong nilai tukar rupiah menguat stabilitasi ini semuanya sekali lagi sesuai dengan mekanisme pasar," ujar dia.

Sebagai catatan, data pasar spot Bloomberg pada pukul 14.00 WIB menunjukkan rupiah terkoreksi tipis terhadap dollar AS sebesar 144 poin atau 0,99 persen menjadi Rp 14.683, dari pembukaan perdagangan yang berada pada posisi Rp 14.645 per dollar AS.

Sementara pada penutupan perdagangan Kamis (8/11/2018), nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp 14.593 per dollar AS.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/09/143247226/rupiah-bergerak-stabil-bi-tak-lagi-lakukan-langkah-stabilisasi

Terkini Lainnya

Serba Canggih, Luhut Takjub Lihat Kapal OceanXplorer

Serba Canggih, Luhut Takjub Lihat Kapal OceanXplorer

Whats New
BRI Beri Apresiasi untuk AgenBRILink Terbaik

BRI Beri Apresiasi untuk AgenBRILink Terbaik

Whats New
Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja hingga 7 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja hingga 7 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar

Bos Garuda Beberkan Kronologi Pesawat Terbakar di Makassar

Whats New
Jokowi Turun Tangan Atasi Masalah Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani: Kami Sangat Bersyukur...

Jokowi Turun Tangan Atasi Masalah Bea Cukai, Stafsus Sri Mulyani: Kami Sangat Bersyukur...

Whats New
PT Inerman Gandeng Shanghai Electric Bangun PLTS Terapung di Cilamaya, Siapkan Investasi Rp 20,89 Triliun

PT Inerman Gandeng Shanghai Electric Bangun PLTS Terapung di Cilamaya, Siapkan Investasi Rp 20,89 Triliun

Whats New
Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Whats New
Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Whats New
Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Whats New
PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

Whats New
KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

Whats New
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Whats New
Pengembangan Hub 'Carbon Capture and Storage', Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Pengembangan Hub "Carbon Capture and Storage", Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Whats New
SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke