Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bank Dunia: Kelompok Masyarakat Menengah Jadi Penggerak Ekonomi RI

DEPOK, KOMPAS.com - Lead Economist Bank Dunia Vivi Alatas mengatakan, kelompok masyarakat menengah merupakan potensi besar yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi Indoensia.

Menurut dia, menumbuhkan populasi kelas menengah penting untuk mencapai potensi pembangunan yang maksimal dan mendorong status Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi.

Data Bank Dunia mencatat, saat ini sebanyak 22 persen masyarakat Indonesia berada di kelas menengah. Namun, masih ada kelompok sparing middle class sebesar 45 persen.

Posisi kelompok tersebut berada di antara rentan miskin dan menengah. Jika tak dikelola dengan baik, masih berpotensi akan turun menjadi rentan miskin.

"Pemerintah menekankan perlunya kita meningkatkan pertumbuhan di Indoensia. Kelas menengah ini lah motor penggerak pertumbuhan Indonesia," ujar Vivi di Universitas Indonesia, Depok, Senin (12/11/2018).

Vivi mengatakan, pertumbuhan kelas menengah di Indonesia cukup cepat. Pada tahun 2002, persentasi kelompok menengah hanya 7 persen.

Kemudian, pada tahun 2017, angkanya naik menjadi 22 persen. Namun, Indonesia maish butuh lebih banyak masyarakat kelompok menengah karena maish ada 45 persen yang pijakan perekonomiannya belum aman.

Vivi mengatakan, ada empat hal yang membuat kelas menengah sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi. Pertama, kelas menengah merupakan konsumen utama dalam perekonomian.

Data Bank Dunia menyatakan, pada 2017, 44 persen konsumsi berasal dari kelas menengah.

Kedua, kelas menengah berinvestasi pada pendidikan, baik untuk diri sendiri maupun anaknya. Selain itu, kalangan menengah punya literasi digital yang lebih tinggi.

Ketiga, pendapatan paling besar didapatkan dari perempuan yang bekerja. Memang angka partisipasi perempuan yang bekerja masih rendah sekitar 50 persen dari populasi perempuan. Maish kalah jika dibandingkan dengan Vietnam yang sudah 70 persen.

"Meski keterlibatan perempuan dalam pekerjaan masih rendah, tapi pekerja dari kelas menengahnya lumayan tinggi 60 persen dan kita mau lebih tinggi lagi," kata Vivi.

Jika mau mendorong peningkatan eklas menengah, kata dia, maka harus mendorong pula partisipasi perempuan dan menurunkan kesenjangan dalam pekerjaan.

Terakhir, kelas menengah juga menciptakan lapangan pekerjaan. Sebanyak 42 persen pemilik usaha yang tadinya bekerja di tempat lain termausk dalam kelas menengah. Padahal, jumlah kelas menengah hanya 22 persen.

"Jiika banyak kelas menengah yang jadi pemilik usaha, maka akan membawa dampak penciptakan lapangan kerja yang naik kelas bagi pekerjaan lain," kata Vivi.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/12/144159526/bank-dunia-kelompok-masyarakat-menengah-jadi-penggerak-ekonomi-ri

Terkini Lainnya

Surat Utang Diburu Investor, Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun

Surat Utang Diburu Investor, Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun

Whats New
Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Whats New
OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

Whats New
Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke