Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Debu, Kerikil dan Senyum di Tol Trans Jawa...

SEMARANG, KOMPAS.com - Terik matahari Desa Timpik, Kecamatan Susukan, Semarang, Jawa Tengah tak menyurutkan senyum sumringah dari wajah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.

Hampir 6 jam perjalanan dari Surabaya, tepatnya di Jembatan Kali Kenteng ruas Tol Salatiga-Kartasura, Rini menepi, menyalami beberapa pekerja dan memberikan suntikan semangat.

"Saya hanya ingin kasih ucapan selamat," ujar Rini.

Sejak Minggu (12/11/2018) sekitar pukup 06.00 WIB, Rini dan sejumlah direktur utama BUMN menjajal Tol Trans Jawa yang menghubungkan Surabaya hingga Merak, Banten.

Bertema Ekspedisi Tembus Tol Trans Jawa, perjalanan itu merekam setiap jengkal jalan yang sudah dinanti-nantikan lebih 20 tahun silam itu.

Ekspedisi itu di mulai dari Gerbang Tol Waru Gunung jalan tol Surabaya-Mojokerto dan akan finish di Kentor Telkom, Jakarta. Total jarak yang ditempuh mencapai 785 km.


Debu dan kerikil

Kompas.com yang turut serta dalam Ekspedisi Tembus Tol Trans Jawa merasakan betul kondisi per kilometer setiap tol yang dilalui.

Saat menjajal ruas Mojokerto-Jombang, kondisi jalan tol relatif baik, meski sedikit bergelombang. Namun beberapa puluh kilometer selanjutnya, kondisi jalan tak mulus.

Di ruas Kertosono-Ngawi misalnya, masih ada sejumlah titik jalan yang belum dibeton. Alat-alat barat besar seperti ekskavator dan truk pun masih banyak berada di sisi jalan.

Belum rampungnya proses pengerjaan proyek membuat jalan berdebu. Saat kendaraan ekspedisi melintas, debu beterbangan dan menerjang kaca mobil.

Sementara itu di bagian bawah, terdengar suara gemericik, yang jelas bukan gemericik hujan. Cuaca sepanjang perjalanan sangat cerah.

Setelah beberapa kilometer, gemericik itu kian terdengar. Rupanya kondisi jalan yang belum rampung punya andil besar.

Iring-iringan mobil ekspedisi membuat kerikik-kerikil di jalan tol Trans Jawa terlontar tak beraturan. Sialnya mobil yang ditumpangi Kompas.com ada di bagian tengah rombongan.

Otomatis kerikil-kerikil yang terlindas rombongan mobil di depan pun lompat ke bagian depan mobil kami. Namun itu justru membuat perjalanan lebih berwarna dengan tembang-tembang hits era 1990-an yang diputar sopir kami.

Kondisi kerikil yang lompat ke atas mobil relatif kerap terjadi. Terlebih ruas tol yang belum rampung tak hanya ruas Kertosono-Ngawi namun juga di beberapa titik di Ngawi-Solo, Solo-Semarang, Batang-Semarang, dan Batang-Pemalang.

Selebihnya, Tol Trans Jawa sudah layak dan sudah dioperasikan.


Senyum bahagia

Enam jam menyusuri Tol Trans Jawa, membuat Menteri Rini dan pejabat BUMN, serta para direktur utama BUMN yang ikut ekspedisi itu menahan rasa bahagianya.

Menteri Rini bahkan menumpahkan kebahagiaan itu kepada wartawan.

"Tadi awalnya saya naik bus terus pindah ke mobil kecil. Pak Suprajarto (Direktur Utama BRI) bilang "Bu sini saya supirin. Kalau ke Eropa saya biasa nyetir," ujar Rini menirukan kata-kata Suprajarto.

Yakin dengan pengalaman Suprajarto, Rini pun tak menolak tawaran itu.

Setelah perjalanan puluhan kilometer, Suprajarto kata Rini membandingkan Tol Trans Jawa dengan Autobahn, sistem jalan yang terintegrasi secara nasional di Jerman. 

"Kata dia, enggak kalah kita sama Autobahn di Jerman. Senang saya, karya BUMN sudah selevel dengan Eropa," kata dia sembari tersenyum lebar.

Pemerintah terus menggenjot proyek pembangunan jalan tol yang menjadi jalur Trans-Jawa. Saat ini, jalur yang sudah tersambung mencapai 95 persen.

Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani mengatakan, dengan tersambungnya jalur Trans-Jawa, jarak tempuh Jakarta-Surabaya via jalan tol akan terpangkas signifikan.

"Jadi idealnya Jakarta-Surabaya itu enggak akan lebih dari 10 jam," ujarnya di Surabaya, Minggu (11/11/2018).

Meski demikian, waktu tempuh 10 jam diyakini Desi belum akan terjadi dalam waktu dekat. Sebab, masih ada kendala yang dihadapi.

Menurut Desi, hambatan tersebut yakni masih crowded-nya Tol Jakarta-Cikampek akibat adanya proyek pembangunan jalan layang Tol Jakarta-Cikampek II (elevated).

"Sekarang kan Jakarta-Cikampek masih crowded. Saya kira masih belum bisa itu. Mungkin 14 jam, tergantung Jakarta-Cikampek saja," kata dia.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/12/163000226/debu-kerikil-dan-senyum-di-tol-trans-jawa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke