Dikutip dari Al Jazeera, dalam sebuah konferensi pers bersama dengan Presiden Iran Hassan Rouhani, Jumat (16/11/2018) waktu setempat Salih mengatakan bahwa hubungan di antara kedua negara tetangga tersebut mempunyai prinsip yang harus dipegang lantaran keduanya berakar pada sejarah iman dan geografi yang sama.
"Kami peduli dengan hubungan kami dengan Iran," ujar Salih.
Namun, Salih tidak memberikan gambaran lebih lanjut mengenai zona perdagangan bebas tersebut.
Di sisi lain, Rouhani mengatakan, dirinya ingin meningkatkan perdagangan bilateral di antara kedua negara dari 12 miliar dollar AS menjadi 2 miliar dollar AS tahun depan.
Rouhani juga mengatakan, pihaknya juga berbicara mengenai pertukaran listrik dan gas, serta kerja sama dalam produk minyak dan eksplorasi minyak.
Berdasarkan sebuah laporan, kedua pemimpin tersebut juga tengah membahas mengenai pembangunan rel kereta api sepanjang 35 km yang menghubungan kedua negara.
Adapun pertemuan kali ini menjadi kunjungan kedua Salih ke Iran yang terjadi kurang dari dua minggu setelah Amerika Serikat memberlakukan kembali sanksi kepada Iran.
Irak sendiri menjadi salah satu negara yang memperoleh pengecualian dari AS. Sementara bagi Iran, negara tetangganya itu merupakan pasar terbesar kedua setelah China.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/19/073943326/iran-irak-sepakat-bangun-zona-perdagangan-bebas