Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Moody's: Kondisi Ekonomi Negara Berkembang Relatif Stabil di 2019

NEW YORK, KOMPAS.com - Lembaga pemeringkat internasional Moody's Investors Service menyatakan outlook perekonomian negara-negara berkembang akan relatif stabil pada tahun 2019. Meski ekonomi dilanda beragam gejolak, namun banyak negara berkembang cukup resilien dalam menghadapi gejolak tersebut.

Moody's merilis laporannya pada pekan lalu. Asesmen Moody's terhadap prospek ekonomi negara-negara berkembang didasarkan pada kuatnya neraca, pertumbuhan domestik, dan kebijakan yang suportif.

Hal-hal tersebut akan melindungi negara-negara berkembang dari sejumlah tantangan, antara lain perlambatan ekonomi global, kenaikan suku bunga, proteksionisme perdagangan, dan ketegangan geopolitik.

Dikutip dari CNBC, Selasa (20/11/2018), meskipun demikian, Moody's juga melontarkan peringatan kepada negara-negara berkembang, yakni tekanan kredit dapat mengemuka bagi negara-negara dengan ketidakseimbangan makroekonomi atau peningkatan risiko politik. Moody's juga menekankan pada negara-negara yang sangat bergantung pada pembiayaan internasional.

Namun begitu, Moody's menyebut pula bahwa output perekonomian akan berbeda di antara negara-negara berkembang, bergantung pada perbedaan spesifik ekonomi, institusional, dan demografi.

Di kawasan Asia Pasifik, Moody's menyatakan bahwa sumber utama risiko adalah ketegangan perdagangan dan mengetatnya kondisi finansial. Reformasi yang terjadi di kawasan itu telah menaikkan bantalan cadangan devisa.

Namun, perang dagang AS-China akan menghantam banyak negara di Asia Pasifik dalam hal rantai pasok, termasuk negara-negara yang sangat bergantung pada perdagangan, seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Adapun negara-negara Amerika Latin diproyeksikan bakal pulih dari rendahnya pertumbuhan ekonomi selama periode 2016-2017. Moody's menyatakan, pemerintahan baru di Brasil dan Meksiko akan membuat arah kebijakan lebih jelas pada tahun 2019.

Akan tetapi, Moody's menyoroti Argentina yang menjadi beban bagi perekonomian Amerika Latin. Sepanjang tahun ini, nilai tukar mata uang peso Argentina anjlok hampir 50 persen terhadap dollar AS dan inflasi menembus level dua digit.

Moody's memprediksi produk domestik bruto (PDB) riil Argentina akan merosot 1,5 persen pada tahun 2019. Ini sejalan dengan negara tersebut menghadapi skandal korupsi dan pemilu presiden.  

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/20/120327626/moodys-kondisi-ekonomi-negara-berkembang-relatif-stabil-di-2019

Terkini Lainnya

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke