Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Black Friday di Tengah Ancaman Perang Dagang

Faktanya, masyarakat Amerika Serikat sudah memulai belanja liburan mereka minggu ini kemungkinan masih akan berbelanja beberapa item yang sudah dikenakan tarif Trump.

Walaupun tarif mulai berlaku pada akhir September, melansir dari CNN, Jumat (23/11/2018) bahwa harga kemungkinan tidak akan naik tahun ini.

Presiden Asosiasi Pakaian dan Alas Kaki Amerika Rick Helfenbein mengatakan, importir AS sudah membayar barang-barang tersebut dan untungnya sebagian besar barang yang dipesan untuk Black Friday sudah dihargai sebelum tarif impor berlaku.

Berdasarkan kebijakn Trump tersebut, barang-barang seperti tas, parfum, dompet, topi dan mantel bulu merupakan produk yang termasuk dalam 5.700 produksi China yang dikenakan tarif 10 persen. Tak luput juga barang-barang keperluan olahraga termasuk ski mittens, sepeda, sarung tangan baseball dan tas golf.

"Pembeli mungkin selamat musim ini, tetapi mereka akan membayar lebih harga barang untuk belanja musim semi," sebut Rick.

Tahun depan bisa sangat berbeda jika Trump dan Presiden China Xi Jinping gagal mencapai kesepakatan perdagangan sebelum akhir tahun, ketika Trump mengatakan dia akan menaikkan tarif 10 persen menjadi 25 persen.

"Setelah mencapai angka 25 persen itu, saat itulah baru akan melihat kenaikan harga lebih untuk konsumen," kata Christopher Shaker, seorang analis dan mitra produk konsumen di RSM, sebuah perusahaan audit, pajak, dan konsultasi untuk pasar menengah perusahaan.

Sebagai informasi, Trump dijadwalkan bertemu dengan Xi minggu depan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Argentina untuk membahas perdagangan.

Namun, sayangnya kesepakatan ini masih jauh dari kepastian. Awal pekan ini, perunding dari China membatalkan pertemuan awal dengan AS menjelang KTT. Pada hari Selasa, Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer meningkatkan tekanan pada China lebih jauh dengan merilis laporan terbaru yang menunjukkan bahwa Beijing baru melakukan sedikit perbaikan terhadap praktik tidak adil perdagangan.

Administrasi Trump juga menjadikannya prioritas untuk secara agresif mengejar China karena terlibat dalam pencurian kekayaan intelektual dan transfer teknologi paksa. Sebelum mengenakan tarif barang senilai 200 miliar dollar AS pada bulan September, Trump menetapkan pajak atas barang-barang China senilai 50 miliar dollar AS tetapi putaran sebelumnya tidak termasuk banyak barang konsumsi.

China telah membalas dengan tarif 110 miliar dollar AS dalam produk AS dan kemungkinan akan merespons dengan lebih banyak jika AS melanjutkan kenaikan pada bulan Januari.

Bisnis dan pembuat undang-undang AS di kedua sisi lorong sepakat bahwa masalah perdagangan China harus ditangani , tetapi tidak semua orang percaya bahwa sanksi tarif adalah cara yang benar. Beberapa produsen dan pengecer mengatakan bahwa hal itu dapat menyebabkan hilangnya pekerjaan dan harga yang lebih tinggi bagi konsumen.

Trump juga sempat menyarankan, ia dapat bergerak dengan memaksakan putaran tarif lain pada tambahan 267 milyar dollar AS barang jika tidak ada kesepakatan yang bisa dicapai, secara efektif mencakup semua ekspor China ke AS. Langkah itu akan membebani lebih banyak barang konsumsi yang berasal dari China, termasuk televisi, jam tangan Apple, Pod Udara, dan Fitbits.

Sejauh ini, jumlah yang relatif kecil barang-barang pakaian dari China telah terpukul karena tarif, tetapi tahap baru nanti akan menjadi semakin signifikan. Secara total, Amerika Serikat menerima 41 persen impor pakaiannya dari China, 80 persen aksesori, dan 73 persen alas kaki.

"Hampir terjadi tahun ini dan munkin tahun depan adalah dua dunia yang berbeda," kata Rick.


https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/23/074200226/black-friday-di-tengah-ancaman-perang-dagang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke