"Tiga pelajaran penting untuk kita perkuat ke depan dalam menghadapi ekonomi global yang masih kurang kondusif," kata Perry dalam Petemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Perry menyebutkan, hal pertama yang harus diperhatikan ialah soal penguatan ketahanan ekonomi. Ini bisa dilakukan dengan menjaga inflasi yang tetap rendah, nilai rupiah stabil, defisit fiskal aman, dan stabilitas sistem keuangan terjaga.
"Defisit transaksi berjalan perlu diturunkan ke tingkat yang lebih aman," ujarnya.
Kemudian yang kedua ada terkait daya saing dan produktivitas untuk menunjang pertumbuhan. Kemudian sektor indutrialisasi dikembangkan, ekspor manufaktur dan pariwisata didorong agar tidak tergantung komoditas primer.
"Daya saing dan produktivitas harus terus ditingkatkan. Produksi dalam negeri kita bangun untuk menekan impor, dan investasi langsung terus kita tingkatkan," jelasnya.
Sementara ketiga ialah sinergi kebijakan ekonomi nasional yang selama ini telah dijalin dengan erat harus senantiasa diperkuat dan dijaga. Dengan sinergi kebijakan moneter dan fiskal dapat diarahkan ke stabilitas.
"Kebijakan deregulasi sektor rill ditempuh untuk peningkatan kapasitas ekonomi nasional. Perbaikan iklim investasi dan pembangunanan infrastruktur yang telah baik dipercepat dan diperkuat lagi. Potensi bonus demografi dan ekonomi digital perlu dimanfaatkan," tuturnya.
Berlandaskan pemikiran tersebut sambung Perry, bauran kebijakan BI telah ditempuh di 2018 akan semakin diperkuat.
"Kebijakan moneter akan tetap fokus ke stabiltas, khususnya pengendalian inflasi 3,5 plus minus 1 persen dan stabilitas nilai rupiah sesuai fundamentalnya," ucap dia.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/27/140800826/gubernur-bi--ada-3-pelajaran-penting-untuk-menghadapi-ekonomi-global