Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengamat: E-Wallet yang Punya Ekosistem Lebih Cepat Diadopsi Pasar

"Yang punya ekosistem adopsinya lebih cepat," jelas Bhima kepada Kompas.com, Selasa (27/11/2018).

Sementara itu, pekan lalu pada Kamis (22/11/2018) Ketua Harian Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Kuseryansyah mengatakan hal serupa. Ia menilai bahwa e-wallet yang sudah punya ekosistem akan lebih mudah digunakan karena sudah ada jaringan sebelumnya.

"E-Wallet yang ada dalam satu ekosistem tetap akan tinggi misalnya Go-Pay (dalam ekosistem Go-Jek). Karena orang tidak mau kalau cuman bisa dipakai untuk hal-hal tertentu saja. Orang pengennya bisa digunakan untuk everything karena akan lebih fungsional," papar Kuseryansyah.

Namun, hal itu tentu tak lantas menjadikan e-wallet yang belum punya ekosistem utuh terhalang untuk berkembang ke depan. Kuseryansyah mengungkap bahwa nantinya pemain e-wallet tersebut akan mencari ekosistemnya sendiri.

"Saya yakin semua E-Wallet akan masuk ke sebuah ekosistem dan akan mencari sebuah ekosistem. Namun, ekosistem kan ada ekosistem secara besar dan kecil," jelas dia.

Biasanya, beberapa pemain e-wallet ini akan menjajal ekosistem lain yang belum terjamah, atau memanfaatkan kesempatan khusus untuk menjajakan produknya.

"Contohnya, ada obral sepatu, untuk menikmati benefit atau diskon di event itu harus download aplikasi pembayarannya. Kalau Go-Jek kan membuat ekosistem sendiri. Nah, kalau ini dia masuk ke ekosistem yang berbasis comunity dalam hal ini orang yang gemar belanja sepatu. Karena yang community base ini sekarang sudah banyak," jelas Kuseryansyah.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/27/211500626/pengamat--e-wallet-yang-punya-ekosistem-lebih-cepat-diadopsi-pasar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke