Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jakarta Punya Potensi Investasi Terbesar untuk Bangunan Hijau

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta termasuk salah satu kota yang dianalisis dalam target perbaikan iklim perkotaan oleh International Finance Corporation (IFC). Ada enam kota yang dianalisis oleh badan di bawah Bank Dunia itu, yakni Jakarta, Mexico City, Nairobi, Amman, Rajkot, dan Belgrade.

Indonesia memiliki peluang investasi terbesar kedua setelah Mexico City, yakni 30 miliar dollar AS. Potensi terbesar investasi di Jakarta yakni untuk pertumbuhan bangunan hijau atau green building.

Bangunan hijau bukan hanya banyak ditanami tumbuhan, melainkan mengadopsi sistem yang ramah lingkungan.

Green Buildings Lead Indonesia IFC Sandra Pranoto mengatakan, komitmen Jakarta menjadi kota yang ramah lingkungan menjadi peluang investasi yang sangat signifikan dalam perbaikan iklim. Potensi investasi bangunan hijau di Indonesia sebesar 16 miliar dollar AS

"Dalam hal ketahanan, di Jakarta investasi infrastrukturnya sangat spesial membangun ketahanannya terhadap bencana. Kita tahu ada giant sea walls, flood canals, yang bisa mengatasi tersumbatnya air," kata Sandra di kantor IFC, Jakarta, Jumat (30/11/2018).

Jakarta telah menerbitkan Peraturan Gubernur Nomor 38 yang mulai diimplementasikan pada 2013 mengenai bangunan hijau. Jakarta merupakan kota pertama yang menerbitkan regulasi tersebut, bahkan sebelum pemerintah pusat mengeluarkan peraturan yang berlaku secara nasional.

Dalam aturan tersebut terdapat puluhan syarat suatu bangunan bisa dikatakan green building. Misalnya, tentang berapa banyak jendela di gedung tersebut, bagaimana sirkulasi udara, hingga penggunaan listriknya.

Dalam Pergub tersebut diatur detil soal ukuran jendela dan luasan area hijaunya. Baru pada 2015 pemerintah mengeluarkan regulasi soal bangunan hijau.

"Regulasi ini jadi semacam payung hukum untuk kota-kota lainnya mengeluarkan kebijakan soal green building," kata Sandra.

Selanjutnya regulasi tersebut juga ditiru oleh Bandung dan Semarang. Sejak 2013 hingga 2018, di Jakarta seudah terdapat 339 gedung hijau, baik gedung baru maupun gedung yang sudah eksis namun disulap menjadi ramah lingkungan.

Dengan berkomitmen mengurangi konsumen air dan energi, termasuk emisi karbon dioksida, maka Jakarta dapat mengurangi dampak perubahan iklim sebesar 30 persen pada 2030.

Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama IFC tengah menyusun revisi Pergub tersebut untuk memaksimalkan penerapan green building di Jakarta. Selain bangunan hijau, peluang investasi yang juga besar di Jakarta adalah energi terbarukan sebesar 3 miliar dollar AS.

Potensi investasi juga besar di sektor transportasi rendah karbon seperti transportasi umum hemat energi sebesar 660 juta dollar AS dan kendaraan listrik sebesar 7 miliar AS.

Selain itu, potensi investasi untuk air bersih 3 miliar dollar AS, dan pengolahan limbah sebesar 725 juta dollar AS. Sejumlah komponen tersebut dibutuhkan untuk pembangunan kota yang berkelanjutan.

Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Oswar Muadzin Mungkasa mengatakan, pihaknya berambisi menjadikan Jakarta lebih bersih dan hemat energi. Dengan adanya regulasi soal bangunan hijau, ia menyebut potensi penghematan energi dan air mencapai 90 juta pert tahun.

"Kami ingin Jakarta dikenal sebagai kota yang unggul untuk bangunan ramah lingkungan dan akan emnarik sektor publik dan swasta untuk mewujudkan hal ini," kata Oswar.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/30/180442426/jakarta-punya-potensi-investasi-terbesar-untuk-bangunan-hijau

Terkini Lainnya

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke