Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Survei: Pelaku Bisnis Berharap Pembangunan Infrastruktur Lokal Direalisasikan

Kurniawan Tjoetiar, Partner-Business Advisory/Legal Services Grant Thornton Indonesia, mengungkapkan bahwa terdapat dana yang signifikan besar yang dialokasikan untuk membiayai pembangunan infrastruktur.

Menurut dia, keinginan tinggi untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia mencerminkan kebijakan pemerintah.

Seperti diketahui Presiden Joko Widodo pada 2016 menguraikan agenda pembangunan yang mana sebanyak 327 miliar dollar AS akan dialokasikan untuk mengembangkan berbagai proyek prasarana atau infrastruktur termasuk jalan, bandar udara, dan jaringan kereta api.

"Dan para pelaku bisnis sangat menantikan berbagai peluang dari infrastruktur yang bertambah baik," kata Kurniawan Tjoetiar melalui rilis ke Kompas.com, Minggu (2/12/2018).

ASEAN

Selengkapnya, dalam IBR kuartal IV 2018, Grant Thornton menyelami faktor-faktor apa saja yang menjadi pendorong tingginya optimisme bisnis dan menemukan fakta bahwa infrastruktur muncul sebagai peluang utama bagi kebanyakan pelaku bisnis di ASEAN.

Menurut IBR per kuartal IV 2018, sebanyak 42 persen dari pelaku bisnis di kawasan ASEAN meyakini infrastruktur mendorong prospek pertumbuhan bisnis di kawasan, serta mendukung terciptanya sarana untuk meningkatkan kesejahteraan. 

Keyakinan ini didorong pesatnya urbanisasi, terutama untuk mendukung kebutuhn transportasi dan pergerakan barang.

Pertumbuhan populasi rata-rata di berbagai negara di ASEAN periode 2015-2020 tercatat lebih dari 1 persen. Namun, di perkotaan pertumbuhan tersebut diperkirakan lebih besar; lebih dari dua kali lipat.

Dengan demikian secara umum, survei Grant Thornton ini menyatakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik pesat, yang didorong kinerja berbagai negara di ASEAN. Yang mana negara-negara ini memiliki prospek pertumbuhan lebih dari 5 persen hingga 2022.

Optimisme di kalangan pelaku bisnis di ASEAN juga mencapai level baru, yakni 64 persen. Ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata optimisme diAsia Pasifik yang berada di level 55 persen dan global di 54 persen.

Manfaat MEA

Meski optimisme bisnis terhitung tinggi, di saat yang sama ada kekhawatiran terhadap
perubahan iklim, serta dampak bencana alam yang belakangan ini juga dianggap sebagai
ancaman nyata, selain ancaman konflik antarwilayah.

Namun, para pelaku bisnistetap meyakini kerja sama antarwilayah dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mampu mengatasi berbagai risiko yang disebabkan faktor lingkungan tersebut.

"Peluang bisnis di ASEAN sangat signifikan, khususnya untuk bisnis yang terlibat dalam perbaikan infrastruktur digital dan fisik yang mendukung gelombang baru pembangunan. Karena itu, hubungan ekonomi dan bisnis di seluruh ASEAN perlu dipastikan bebas konflik agar tercipta kerja sama antarwilayah yang posifif," tambah Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/02/165537126/survei-pelaku-bisnis-berharap-pembangunan-infrastruktur-lokal-direalisasikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke