Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sri Mulyani: Kekompakan Negara G20 seperti Menguap...

Dalam akun Instagram pribadinya, Minggu (2/12/2018), perempuan yang kerap disapa Ani ini  menuliskan kondisi terkini negara-negara G20 yang tampak di dalam KTT G20 di Buenos Aires.

"Pada tahun 2008, semua pemimpin negara G20 kompak sepakat menyelamatkan ekonomi dunia dengan kebijakan ekonomi satu arah dan saling mendukung...." tulis mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

"Sepuluh tahun berlalu, pertemuan G20 di Buenos Aires, Argentina, berada dalam suasana yang berbeda. Kekompakan, kebersamaan, dan kesepakatan bersama sepuluh tahun yang lalu seperti menguap," sambungnya.

Sri Mulyani menyebut dirinya ingat betul Menteri Keuangan Amerika Serikat meneleponnya saat ia menjadi Menteri Keuangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2008 silam.

Saat itu Menteri Keuangan AS juga menelepon seluruh menteri keuangan negara G20. Tujuannya yakni untuk membentuk forum G20 Leaders, tingkat pimpinan negara di tengah situasi kepanikan global.

Semua negara panik akibat krisis ekonomi Amerika Serikat dengan bangkrutnya Lehman Brothers dan perusahaan asuransi dunia AIG.

Tujuan itu pun terwujud. Saat itu para pemimpin dunia bersepakat untuk bersama-sama menyelamatkan ekonomi dunia dari krisis yang terjadi.

Namun, 10 tahun berselang, Sri Mulyani melihat hal itu tak tampak pada pertemuan serupa di Buenos Aires. Ia mengatakan, kebijakan ekonomi antara negara semakin tidak sinkron dan tidak searah.

Ketegangan justru terjadi akibat kebijakan konfrontasi perdagangan. Di sisi lain, arus modal keluar dan gejolak nilai tukar di negara emerging akibat normalisasi kebijakan moneter dan kenaikan suku bunga the Fed yang tidak disukai Presiden Trump.

"Harga komoditas terutama minyak bumi yang naik turun seperti roller coaster, dan persaingan kebijakan pajak yang berlomba saling menurunkan (race to the bottom)," kata dia.

Meski ada kemajuan dari sisi reformasi regulasi sektor keuangan dan perbankan, serta kerja sama perpajakan, ia menyebut banyak tantangan belum terjawab dan risiko besar masih melingkupi dan membayangi perekonomian dunia.

Di antaranya yakni era perang dagang yang melahirkan keinginan G20 untuk melakukan reformasi multilateral Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Oleh karena itu, kata Sri Mulyani, Indonesia harus menyiapkan materi dan posisi yang jelas dan negosiator yang unggul dalam menghadapi era perang dagang bilateral dan melemahnya mekanisme solusi multilateral yang makin kompleks.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/02/230023826/sri-mulyani-kekompakan-negara-g20-seperti-menguap

Terkini Lainnya

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke