Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BI: Inflasi November 2018 Terkendali

Inflasi yang terkendali dipengaruhi inflasi inti yang lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya serta inflasi volatile food yang lebih rendah dari pola historis.

Sementara itu, inflasi kelompok administered prices atau harga-harga yang ditentukan pemerintah tetap terjaga, meskipun meningkat dibandingkan dengan kondisi bulan Oktober 2018. Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara kumulatif sampai November 2018 tercatat 2,50 persen (ytd) dan secara tahunan mencapai 3,23 persen (yoy).

"Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2018 tetap terkendali dan mendukung pencapaian sasaran inflasi 2018 sebesar 3,5±1 persen," sebut BI melalui keterangan tertulis dalam laman resminya, Senin (3/12/2018).

Lebih lanjut BI menjelaskan, inflasi inti pun tetap terkendali yakni sebesar 0,22 persen (mtm). Angka tersebut cenderung stabil dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,29 persen (mtm).

Secara tahunan, inflasi inti pada November 2018 tersebut tercatat 3,03 persen (yoy), sedikit meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan lalu yang sebesar 2,94 persen (yoy). Inflasi inti pada bulan November 2018 bersumber dari inflasi upah tukang bukan mandor, cat tembok, tarif sewa rumah, tarif pulsa ponsel, dan emas perhiasan.

Sedangkan inflasi volatile food pada November 2018 lebih rendah dari pola historis, meskipun meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya. Kelompok volatile food mengalami inflasi 0,23 persen (mtm) pada November 2018, meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,17 persen (mtm).

"Namun demikian, realisasi inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan rerata historis inflasi bulan November dalam tiga tahun terakhir sebesar 0,86 persen (mtm)," jelas BI.

Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat 4,32 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 4,48 persen (yoy).

Inflasi volatile food pada bulan November 2018 terutama bersumber dari komoditas bawang merah, beras, telur ayam ras, tomat sayur, dan wortel. Sementara itu, harga komoditas pangan lainnya seperti cabai merah, daging ayam ras, melon, pepaya, cabai rawit, dan minyak goreng menurun.

Inflasi kelompok administered prices mengalami peningkatan dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya. Inflasi kelompok administered prices pada bulan November 2018 sebesar 0,52 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 0,32 persen (mtm).

Peningkatan inflasi kelompok ini terutama bersumber dari inflasi tarif angkutan udara seiring peningkatan permintaan menjelang akhir tahun. Peningkatan inflasi juga dipengaruhi dampak lanjutan dari kenaikan harga Bahan Bakar Khusus pada Oktober 2018," sebut keterangan tertulis tersebut.

Selain itu, kenaikan inflasi rokok kretek filter dan rokok kretek juga turut menjadi pendorong inflasi kelompok administered prices pada bulan ini. Secara tahunan, kelompok administered prices mengalami inflasi 3,07 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan kondisi bulan sebelumnya sebesar 2,74 persen (yoy).

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/04/091000426/bi--inflasi-november-2018-terkendali

Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke