Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ekonomi Indonesia Masih Punya Kesempatan untuk Tumbuh

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Sampoerna University sekaligus Manajer Program Kerjasama HSBC-PSF Wahyoe Soedarmono mengatakan, di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global, ekonomi Indonesia pada tahun mendatang tetap berpotensi untuk tumbuh lebih baik dari pada 2018.

“Proyeksi ini telah mempertimbangkan berbagai faktor pendorong, antara lain potensi arus investasi swasta dan belanja pemerintah, terutama untuk pembangunan infrastruktur, selain juga supply dan demand agregat dan kestabilan laju inflasi,” ujar Wahyoe di Jakarta Pusat, Rabu (5/12/2018).

Sementara dari sisi tantangan eksternal, faktor utama yang harus diwaspadai adalah risiko geopolitik akibat tekanan perdagangan antara AS dan China serta negara-negara maju besar lainnya.

“Kondisi eksternal sendiri telah berdampak pada defisit transaksi berjalan (current deficit account/ CAD) yang terus meningkat dan telah mencapai 3,37 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III tahun 2018, dan berpotensi menekan nilai rupiah," ujar Wahyoe.

Kondisi ini hampir sama dengan tahun 2013-2014. Namun secara keseluruhan, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia masih prudent pada 2019 mendatang, karena didorong oleh efektivitas belanja pemerintah dan investasi swasta.

"Pertumbuhan kredit perbankan khususnya kredit investasi juga meningkat,” jelas Wahyoe.

Hal ini menurut Wahyoe juga didukung dengan performa ekonomi domestik beberapa tahun belakangan, dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil di angka sekitar 5 persen dinilai cukup baik dibandingkan dengan negara-negara lain.

“Selain itu, adanya pemilihan umum (pemilu) di tahun mendatang juga menjadi faktor yang harus dipertimbangkan, mengingat belanja pemerintah dan tingkat konsumsi publik yang bertendensi meningkat mendekati periode pemilu,” imbuh dia.

Lebih lanjut, Wahyoe melihat urgensi peran sektor keuangan dan perbankan guna merealisasikan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan lebih baik dibandingkan tahun 2018.

“Akan cukup menantang jika pertumbuhan ekonomi sebatas bergantung pada anggaran belanja pemerintah untuk pembangunan infrastruktur. Maka dari itu, diperlukan sokongan dari sektor keuangan, termasuk pendanaan via perbankan, untuk meningkatkan pertumbuhan investasi dari sektor swasta,” paparnya.

Namun di sisi lain, pengelolaan arus investasi di sektor keuangan harus tetap dijaga agar tidak menarik investasi asing yang terlalu besar, guna mencegah terjadinya peningkatan CAD.

“Sektor keuangan ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi, peningkatan peran sektor keuangan, baik perbankan ataupun pasar modal, dapat mendorong investasi swasta yang mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun di sisi lain, peningkatan investasi swasta yang tidak diikuti peningkatan produktivitas dan tabungan nasional dapat memperburuk defisit neraca transaksi berjalan,” ucap Wahyoe.

Menurut hasil studinya, di kawasan Asia-Pasifik, perkembangan sektor finansial berkontribusi terhadap peningkatan CAD.

“Untuk itu, inklusi keuangan yang tidak hanya mendorong investasi swasta, tetapi mendorong tabungan dan produktivitas bagi seluruh lapisan masyarakat, menjadi kunci stabilitas perekonomian,” jelas dia.


https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/05/180743126/ekonomi-indonesia-masih-punya-kesempatan-untuk-tumbuh

Terkini Lainnya

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Whats New
Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Whats New
Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Whats New
BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani

BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani

Whats New
Pengusaha Belum Realisasikan Impor Bawang Putih, Mendag: Kita Akan Penalti

Pengusaha Belum Realisasikan Impor Bawang Putih, Mendag: Kita Akan Penalti

Whats New
Kemendag Resmi Keluarkan Bahan Bahan Baku Tepung Terigu dari Lartas

Kemendag Resmi Keluarkan Bahan Bahan Baku Tepung Terigu dari Lartas

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 30 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 30 April 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke