Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Hal Tak Nyaman Dialami Rombongan Sri Mulyani di KTT G20 Argentina

KOMPAS.com — Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kelompok 20 Ekonomi Utama (G20) 2018 di Buenos Aires, Argentina, sudah berlangsung beberapa hari lalu, tepatnya pada 30 November hingga 1 Desember 2018.

Indonesia menjadi salah satu peserta sebagai negara yang masuk G20. Sejumlah pihak yang berangkat mewakili Indonesia antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Namun, ada kejadian yang dianggap tidak nyaman yang dialami rombongan Sri Mulyani selama berada di Argentina untuk mengikuti acara ini.

Beberapa di antaranya diceritakan Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Nufransa Wira Sakti melalui unggahan Instagram miliknya, @frans1108.

Saat dikonfirmasi Kompas.com, Nufransa menjelaskan, setidaknya ada tiga hal kurang menyenangkan yang dialami oleh rombongan kementeriannya saat menghadiri KTT G20 Buenos Aires kemarin.

Menteri belum terdaftar tamu VVIP

Saat tiba di Bandara Internasional Ministro Pistarini, Senin (26/11/2018), nama Sri Mulyani belum terdaftar.

Sri Mulyani yang pernah menjabat sebagai direktur pelaksana Bank Dunia ini harus menunggu petugas melakukan konfirmasi kepada panitia sebelum akhirnya diperbolehkan melalui jalur VVIP.

"Saat masuk bandara, nama Menkeu (Sri Mulyani) belum tercatat dalam daftar sebagai pimpinan delegasi sehingga harus menunggu konfirmasi untuk dapat masuk jalur VVIP," tulis Nufransa dalam akun Instagram.

Pengalihan jalan

Hari selanjutnya, rombongan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang sedang melaju menuju acara seminar dengan pengawalan mobil polisi harus memutar arah. Ini disebabkan adanya barikade yang menyebabkan jalanan tidak bisa dilalui.

“Waktu rombongan Menkeu yang dikawal satu mobil polisi ternyata harus memutar balik karena jalan yang akan dilewati sudah ditutup barikade dan sang pengawal tidak terinformasi,” ujar Nufrasna dalam unggahannya.

Saat dihubungi Kompas.com pada Kamis (6/12/2018) siang, ia menyebut adanya kemungkinan koordinasi yang buruk di kalangan polisi pengawal.

"Sepertinya tidak ada koordinasi di antara polisinya," kata Nufransa.

Lift mati

Kejadian ketiga adalah lift yang mati di gedung tempat seminar berlangsung. Hal ini menyebabkan sedikit banyak perubahan acara.

Lift yang mati menyebabkan acara yang semestinya dilaksanakan di lantai 9 dipindahkan ke ruang theatre yang ada di basement karena Presiden Argentina akan hadir memberi sambutan.

“Semua peserta seminar termasuk moderator Queen Maxima dan panelis Presiden World Bank serta Menkeu harus turun ke ruangan theater di basement menggunakan tangga dan eskalator," tulis Nufransa dalam keterangan yang sama.

Bahan refleksi

Sejumlah hambatan yang dialami delegasi Indonesia di Argentina ini menjadi sebuah tolok ukur yang cukup seimbang untuk menilai kapasitas Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggara kegiatan bertaraf internasional.

"Beliau (Sri Mulyani) sangat bersyukur hal-hal yang tidak nyaman seperti itu sama sekali tidak terjadi saat Indonesia menjadi tuan rumah Annual Meeting 2018," kata Nufransa melalui pesan WhatsApp.

"Indonesia boleh bangga, menerima 189 negara di Annual Meeting IMF World Bank, semua berjalan sangat mulus dan lancar," lanjutnya.

Beberapa hal tidak menyenangkan yang terjadi di Argentina, menurut Nufransa, menunjukkan tingkat profesionalisme pihak panitia penyelenggara.

"Itu masalah profesionalisme dalam leadership dan organisasi," ujarnya.

Terlebih jika melihat negara peserta KTT G20 hanya sebanyak 20 negara, sangat jauh jika dibandingkan dengan tamu Indonesia di ajang AM IMF WBG Bali beberapa waktu lalu.

Namun, Nufransa menyebut pihak penyelenggara meminta maaf atas semua ketidaknyamanan yang dialami delegasi Indonesia selama mengikuti perhelatan KTT G20 di Buenos Aires, Argentina.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/06/162259026/3-hal-tak-nyaman-dialami-rombongan-sri-mulyani-di-ktt-g20-argentina

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke