Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Biofarmaka, Bisnis Menjanjikan Bagi Generasi Milenial

KOMPAS.com – Bisnis biofarmaka atau tanaman obat dapat menjadi prospek bisnis yang menjanjikan bagi generasi milenial Indonesia. Pasalnya, tidak hanya sebagai obat herbal, biofarmaka juga memiliki peluang ekspor yang menjanjikan.

Dalam keterangan tertulis yang Kompas.com terima, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi menjelaskan, saat ini terdapat 14 komoditas biofarmaka jenis rimpang.

Beberapa di antaranya adalah jahe, kunyit, lengkuas, lempuyang, temu lawak, temu kunci, temu ireng dan dlingo. Komoditas tersebut sangat diminati karena memiliki pasar yang bagus.

“Permintaan ekspor jahe dan kunyit sangat tinggi. Masih ada lagi 52 komoditas jenis non rimpang, seperti kapulaga, mengkudu, sambiloto, mahkota dewa, lidah buaya, dan lainnya,” ucap Suwandi

Suwandi mengatakan, seluruh aktivitas bisnis biofarmaka, mulai hulu hingga hilir, sangat menantang untuk dikembangkan generasi milenial.

"Bahkan, bisnis industri hilir jahe, kunyit, lengkuas hingga tata niaga dan ekspor sangat menjanjikan," ucap Suwandi saat menjadi pembicara di kuliah umum Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta-Magelang, Selasa (11/12/2018).

Dia mengungkapkan, pada 2018 jumlah ekspor biofarmaka cukup tinggi. Tercatat jumlah ekspor jahe 2.000 ton, saffron 1.000 ton, turmeric 7.000 ton, kapulaga 6.000 ton dan tanaman biofarmaka lainnya 1.000 ton.

Eksportir biofarmaka asal Yogyakarta, Jati Kuswardono mengungkapkan, negara tujuan ekspor biofarmaka terbesar saat ini adalah Bangladesh. Jumlah ekspor jahe gajah dan jahe emprit ke Bangladesh sekitar 300 ton per tahun.

Pasokannya berasal dari petani di Cianjur, Sukabumi, Banjarnegara, dan Ponorogo. Harga beli jahe gajah dari petani berkisar Rp 4.500 - Rp 7.000 per kg dan jahe emprit Rp 9.000 - Rp 12.000 per kg.

“Selain ekspor jahe, kami juga ekspor kentang granula ke Singapura, ekspor kemiri ke China. Juga ekspor sayuran baby buncis dari Wonosobo, Magelang, Semarang ke Singapura via Bandara Yogyakarta,” sebutnya.

Hal senada diungkapkan Igbal. Sebagai pelaku ekspor, dia memperoleh pasokan dari petani Sukabumi, Ngawi, Ponorogo, Trenggalek, Pacitan dengan harga di petani berkisar Rp 6.000 hingga Rp 7.000 per kg.

“Kunyit juga permintaan tinggi. Selain pasar Bangladesh dan Jepang, jahe dipasarkan pula ke Belanda,” ujar Igbal.

Menurut Suwandi, selama ini bisnis biofarmaka maju seiring dengan berkembangnya industri herbal dan gaya hidup back to nature. Untuk itu, dibutuhkan strategi yang tepat agar bisnis tersebut dapat berkembang.

“Produk tanaman obat ini sebagai pemasok untuk industri herbal, rumah sakit herbal, salon kecantikan, bahan kosmetik, spa, dan lainnya. Kuncinya di teknologi pengolahan, manajemen industri, pengemasan dan jejaring marketingnya,” ungkap Suwandi.

Untuk mendukung berkembangnya bisnis biofarmaka serta menarik minta generasi milenial, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mentrasformasi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Yogyakarta menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta-Magelang.

Tujuannya untuk mendukung generasi muda menjadi wirausaha muda tangguh untuk menggerakkan roda ekonomi di sekitar. Serta mencetak wirausaha muda berkelas dunia di bidang pertanian, termasuk bidang biofarmaka.

Direktur Polbangtan Yogyakarta-Magelang Rajiman mengatakan, tahun ini Polbangtan menerima mahasiswa sebanyak 175 orang yang dibagi ke beberapa program studi. Tidak hanya teori dan praktik, mahasiswa juga dibekali kemampuan manajerial, seperti disiplin dan kepemimpinan.

“Mereka dididik ketat dan masuk asrama, tidur jam 11 malam dan bangun jam 3. Pada hari tertentu wajib berbahasa inggris dan juga rutin ada materi keagamaan. Praktik dengan bobot 70 persen. Diharapkan mereka nanti akan menjadi wirausaha yang tangguh dan berkelas dunia,” terang Rajiman.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/12/172503226/biofarmaka-bisnis-menjanjikan-bagi-generasi-milenial

Terkini Lainnya

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke