Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengelola Dilema Mengejar Pertumbuhan Ekonomi di 2019

Begitu kata pengamat ekonomi Nawir Messi.

Sama seperti tahun ini, tekanan kepada nilai tukar rupiah diyakini belum akan mereda.

Sementara itu, upaya menggenjot ekonomi punya konsekuensi peningkatkan impor yang bisa berimbas kepada pelemahan rupiah.

"Komponen impornya pasti akan tinggi di tengah tekanan nilai tukar yang begitu kencang sekarang," ujarnya dalam acara diskusi, Jakarta, Sabtu (15/12/2019).

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi dua negara mitra dagang Indonesia, Amerika Serikat dan China diproyeksikan turun tahun depan.

Ekonomi AS diproyeksikan hanya 2,6-2,7 persen, sedangkan China 6 persen.

Kondisi ini dinilai akan memengaruhi ekspor Indonesia kepada kedua negara tersebut.

Sementara itu, investasi langsung juga dinilai tak akan besar menyusul pelemahan kondisi ekonomi global.

Dari sisi konsumsi, Nawir mengatakan, ada hal yang perlu dicermati. Pertumbuhan sekitar ritel rata-rata hanya 4,3 persen pada tiga kuartal terakhir 2018. Padahal sejak 2011-2017, kata dia, sektor ini tumbuh double digit.

Pertumbuhan sektor ritel yang hanya 4 persen itu, kata dia, akan tercermin dari konsumsi rumah tangga yang stagnan.

Padahal, konsumsi rumah tangga adalah pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Lalu bagaimana dengan swasta? Indikator yang paling gampang melihat ekspektasi privat sector adalah iklan. Bila dilihat pertumbuhan iklan, kata dia, maka selama 3 kuartal 2018 hanya 4 persen.

"Padahal iklan itu selalu double digit. Kalau privat sector itu mengalami persoalan yang pertama uang di-cut itu pasti iklan. Selama 3 kuartal terahir ini hanya 4 persen pertumbuhannya, itu pun 50 persen di dominasi oleh iklan pemerintah," kata dia.

Melihat kondisi itu, Nawir menilai, perlunya mengelola kondisi dilematis. Di satu sisi, pemerintah ingin menggenjot pertumbuhan ekonomi, sementara di sisi lain kebutuhan barang impor bisa kian besar.

"Jadi memastikan proses stabilisasi terus berlanjut tanpa harus lari kencang mengejar pertumbuhan yang tinggi. Saya rasa itu penting karena kalau pilihan kedua yang dilakukan, maka saya percaya tekanan terhadap nilai tukar tetap akan kencang," kata dia

"Sebab permintaan terhadap komponen impor akan sangat meningkat. Jadi saya kira dilema seperti itu yang harus dikelola tahun depan," pungkas mantan Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha itu.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/15/195612826/mengelola-dilema-mengejar-pertumbuhan-ekonomi-di-2019

Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke