Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Javara Membawa Produk Pangan Indonesia ke Mancanegara

Ya, kelebihan yang dimiliki Indonesia itu dimanfaatkan Helianti Hilman, selaku pendiri dan CEO Javara untuk meraup pundi-pundi uang. Bahkan, produk pertanian Indonesia dibawa Hilman untuk pentas di mancanegara.

Helianti berhasil memoles produk pertanian organik asal Indonesia disukai masyarakat Internasional.

Javara mengunggulkan produk pangan yang ditanam secara organik oleh petani Indonesia. Untuk tiap produk, Javara mengemasnya secara eksklusif dan menonjolkan sisi kearifan budaya Indonesia yang kental.

Misalnya, produk beras Javara dinamai dengan nama khas Indonesia seperti, Andel Abang, Cempo Merah, Wangi Menyan, Jenggot Netep dan Menthik Susu, dikemasnya dengan berat antara 400 gram dan 5 kilogram.

Berbeda dengan kemasan beras pada umumnya, Javara mencantumkan kisah proses pembuatan produknya yang sehat dan diproduksi oleh petani yang ada di daerah terpencil Indonesia.

Menurut Helianti, untuk masuk ke pasar global kita harus memiliki ciri khas dan bisa memahami karakteristik konsumen.

"Untuk masuk ke pasar manacanegara prinsipnya simple. Satu, kita harus create winning product, harus ada pembeda, unik. Jangan ikuti orang kebanyakan. Kedua, standarisasi produk," ujar Helianti di Jakarta, Senin (17/12/2018).

Menurutnya, pasar global menyambut positif produk Javara, sehingga dirinya terus berkomitmen untuk menjaga kualitas dan kearifan lokal Indonesia.

Kini, produk Javara telah tersebar di 23 negara yang ada di lima benua. Javara pun menggandeng puluhan ribu petani lokal untuk dipasarkan produknya di dunia internasional.

"Petani sekarang ada 54.000. kemarin kita baru sertifikasi lagi sekitar 2 ribuan," kata Helianti.

Bukan hanya beras saja yang menjadi produk andalan Javara. Produk makanan asli Indonesia lainnya yang juga disukai warga asing adalah produk gula semut alami atau coconut sugar.

Varian rasa yang beragam seperti original, vanila, jahe, temulawak dan kunyit membuat warga asing selalu ketagihan untuk menggunakannya sebagai campuran makanan dan minuman.


Setidaknya ada sekitar 800 jenis produk Javara mampu menembus pasar global. Jenis produk dari beras, kopi, madu, aneka rempah, kokoa, kacang mete, gula aren, minyak kelapa, selai, pisang, bumbu, rumput laut dan berbagai jenis produk lainnya berhasil mendapatkan apresiasi dari sejumlah negara lain.

"Kita rangenya cukup banyak karena kita mulai dari produk pertanian, hutan, laut, ada yang dari lahan kering, gambut. Sekarang saya lagi pelatihan petani lahan gambut di Kalimantan dan Jambi," ujar dia.

Hambatan

Dibalik kisah suksesnya saat ini rupanya Helianti pada awal kariernya sempat mengalami kegagalan. wanita lulusan Kings College University of London ini sempat kesulitan memasarkan produknya di dalam negeri.

Harga produk yang lebih mahal ketimbang yang lain sempat membuat Javara tak diminati oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, produk Javara juga sempat kesulitan didaftarkan.

"Aku sempet enggak bisa jualan beras, baru 18 bulan setelahnya izinnya keluar. Goverment bilang harus terdaftar di Kementan, ternyata unit pendaftarannya belum dibuka. Banyak produk kita yang enggak bisa masuk ke lokal akhirnya ekspor," ucap dia.

Namun, kegagalan itu tak membuat Helianti patah arang. Helianti coba membelokan pangsa pasarnya ke pasar internasional.

Hasilnya, warga asing malah lebih menyenangi produk pangan organik Javara. Pada 2014 lalu, produk Javara 90 persen di ekspor.

"Dulu ekspor kita pakai karena we dont have any other way, terutama untuk produk yang kita enggak bisa rilis di Indonesia karena faktor regulasi. Kita sempat di 2014 90 persen ekspor," kata Helianti.

Namun, seiring perubahan prilaku konsumen produk Javara mulai digandrungi di dalam negeri.

"Kita sekarang adanya sosial media dan trend foodies yang berkembang di indonesia, dapat benefit, karena sebenarnya lebih enak jualan di negeri sendiri. Lebih shorter mata rantainya, margin kita lebih gede. Sekarang presentase pemasaran produknya hampir fifthy-fifthy," ujar Helianti.


Awal Mula Merintis Javara

Helianti merupakan wanita lulusan Kings College University of London yang sempat bekerja sebagai konsultan di lembaga internasional. Profesi tersebut juga sempat membawanya untuk hijrah ke beberapa negara di kawasan Asia Selatan.

Berkat pengalaman di negara orang, Helianti mulai mengetahui kalau produk-produk pertanian di negara tersebut bisa masuk ke pasar global dengan mudah.

Ketika Helianti berlibur ke Inggris, ia sempat mampir ke toko bahan makanan organik yang dikelola oleh para petani lokal di negara tersebut.

Akhirnya dia berpikir bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang yang bisa menciptakan ragam produk pertanian organik yang berkualitas. Dari ide sederhana itulah, Helianti mulai aktif menjalin hubungan dengan komunitas petani dan mulai mengembangkan produk Javara sejak tahun 2008.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/18/060000626/kisah-javara-membawa-produk-pangan-indonesia-ke-mancanegara

Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke