Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Neraca Perdagangan Defisit, BI Sebut Karena Ekonomi Dunia Melandai

JAKARTA, KOMPAS.com - Neraca perdagangan Indonesia mencatatkan defisit yang cukup dalam pada bulan November 2018 lalu sebesar 2,05 miliar dollar AS. Defiist tersebut adalah yang terdalam selama periode tahun 2018 ini.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, melebarnya defisit neraca perdagangan tersebut disebabkan adanya risiko pertumbuhan ekonomi global yang melandai. Sehingga, volume perdagangan dunia pun semakin menurun.

Selain itu, dari sisi harga komoditas juga saat ini sedang lebih rendah dari perkiraan.

"Kita memang memerlukan upaya-upaya lebih lanjut untuk mendorong ekspor dengan koordinasi bersama pemerintah, termasuk di sektor manufaktur maupun yang lainnya," jelas Perry kepada awak media ketika memberikan keterangan pers mengenai hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan di kawasan kantor BI, Kamis (20/12/2018).

Selain itu, Perry juga menjelaskan adanya kecenderungan perkembangan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat yang juga mengalami perlambatan, begitu pula dengan di China.

Sebagai catatan, data BPS menunjukkan defisit neraca perdagangan sebesar 2,05 miliar dollar AS di bulan November, setelah bulan sebelumnya tercatat defisit 1,82 miliar dollar AS.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, defisit tersebut dipicu oleh defisit di sektor migas dan non migas masing-masing sebesar 1,46 miliar dollar AS dan 0,58 miliar dollar AS. Sebelumnya, BPS mencatatkan defisit terbesar sepanjang tahun 2018 di bulan Juli dengan defisit 2 miliar dollar AS.

Menurut Kepala BPS Suhariyanto, angka tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang Januari hingga November 2018. Sebelumnya defisit terbesar neraca dagang RI pada 2018 terjadi pada Juli dengan defisit 2 miliar dollar AS.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/20/182148126/neraca-perdagangan-defisit-bi-sebut-karena-ekonomi-dunia-melandai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke