Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pindah ke Kota Besar Ternyata Bukan Pilihan Utama Anak Milenial

"Hal-hal mengejutkan terjadi. (Pilihan mereka) seperti Bontang, Papua. Itu pilihan mereka sekarang, jadi itu suprise juga buat kita," ungkap Peneliti Senior Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, Mita Noveria ditemui di Jakarta, Rabu (26/12/2018).

Mita menuturkan, temuan ini diperoleh setelah dilakukan survei beberapa waktu lalu terhadap mahasiswa di Yogyakarta. Selain itu, pihaknya juga menelusuri jejak migrasi orang tua mahasiswa yang menjadi responden. Sehingga didapatkan kesimpulan ihwal pola mobilisasi.

"Misalnya, anak-anak yang memang kuliahnya (jurusan) teknik, atau pertambangan mereka akan pilih daerah-daerah yang menurut mereka bisa berkembang karirnya," katanya.

Menurut dia, terjadinya perubahan pola mobilisasi penduduk ini turut dipengaruhi perkembangan teknologi telekomunikasi. Sebab, segala hal serba mudah dan cepat diperoleh khususnya informasi.

Kemudahan saran transportasi juga ikut di dalamnya. Karena perpindahan dari satu tempat ke tempat lain sangat cepat tidak seperti zaman dulu.

"Karena sekarang gampang, transportasi gampang. Enggak juga (ada indikasi kejenuhan di kota).  Kalau saya lihat mereka lebih mengandalkan kemampuan dan berusaha mengembangkannya diri. Jadi lebih melihat potensi diri," sambungnya.

Kendati demikian, Mita tidak merinci seberapa besar persentase anak milenial yang ingin pindah di kota atau daerah kecil mengembangkan karirnya. Serta mendapatkan pekerjaan.

Salah satu faktor terjadinya mobilisasi penduduk karena masuknya investasi ke sebuah daerah. Sehingga menarik keinginan seseorang mendapatkan pekerjaan, seperti fakta yang terungkap di Batam.

"Investasi yang masuk ke sebuah daerah akan mengundang orang akan datang. Misalnya orang datang ke batam karena di situ memang dibuka sebagai kota industri," ucap dia.

"Kemudian waktu kami tanya kenapa datang ke Batam, hampir 68 persen mereka mengatakan mencari kerja," tambahnya.

Fenomena mobilitas penduduk kini semakin kompleks dan dinamis. Penyebabnya karena perubahan demografi serta proses pembangunan di tengah globalisasi dan perubahan lingkungan.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/26/180900126/pindah-ke-kota-besar-ternyata-bukan-pilihan-utama-anak-milenial

Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke