Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Faktor Eksternal Jadi Penyebab Garangnya Rupiah Hari Ini

JAKARTA, KOMPAS.com - Rupiah tercatat menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS) di awal pekan ini. Pada Senin (7/1) pukul 11.00 WIB, 1 dollar AS dibanderol Rp 14.075, atau menguat sekitar 1,33 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual mengatakan jika penguatan ini merupakan kelanjutan dari pertahanan rupiah yang sudah berlangsung sejak minggu lalu.

"Appetite investor untuk kembali masuk ke emerging market memang cukup besar," jelasnya saat dihubungi Kontan.co.id pada Senin (7/1/2019).

Emerging Market atau pasar negara berkembang adalah istilah ekonomi untuk merujuk negara dengan keadaan ekonomi rendah menuju ke level menengah dari sisi pendapatan per kapita. Indonesia, dikategorikan oleh analis ekonomi berada dalam kelompok ini.

Sementara itu keadaan pasar negara maju, seperti Amerika Serikat yang sedang limbung, juga ikut mendorong penguatan rupiah. "Minggu lalu, terjadi shutdown pemerintahan AS, maka pelaku pasar cenderung beralih ke Asia maupun negara berkembang," timpal analis Bank Panin William Hartanto.

Tak hanya itu, David menambahkan faktor eksternal lain yang turut mempengaruhi penguatan rupiah juga datang dari rencana kebijakan Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell untuk tidak menaikan suku bunga sebanyak tahun lalu.

Di tahun 2018, The Fed tercatat sudah empat kali menaikan suku bunga.

"Sekalipun ada kenaikan di tahun 2019, itu tidak akan seagresif tahun lalu. Kebijakan moneter The Fed akan lebih rileks, mungkin hanya terjadi kenaikan dua kali," imbuh David.

Dengan demikian, bukan hal mengejutkan bila akhirnya investor melarikan uangnya ke Asia, termasuk Indonesia. Sebab, dengan potensi yang cenderung dovish, atau tidak ada kenaikan suku bunga acuan dari The Fed, berinvestasi di negeri Paman Sam terancam tidak akan menarik hati investor.

Faktor eksternal lainnya, datang dari optimisme negosiasi dagang antara China dengan AS. "Ada harapan yang tumbuh di pasar, bahwa hasil perundingannya bisa positif," jelas David.

Menilik dari faktor-faktor eksternal ini, David memproyeksikan jika rupiah akan bertahan di level 14.000 - 14.100 sampai keesokan hari. "Kemungkinan adanya overshoot ke bawah juga cukup besar sampai akhir Januari ini," tandasnya.

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Faktor eskternal jadi penyebab garangnya rupiah hari ini

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/07/144820126/faktor-eksternal-jadi-penyebab-garangnya-rupiah-hari-ini

Terkini Lainnya

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke