Rencana Inalum tersebut mulai bergulir sejak tahun ini hingga 2023 mendatang.
"Sekarang sampai 2023 itu investasinya sebesar 1,1miliar dollar AS-1,4 miliar dollar AS," ungkap Direktur Utama PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero), Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Rabu (9/1/2018).
Budi menuturkan, jumlah tersebut belum termasuk untuk pengadaan atau pembangunan smelter. Namun dia enggan menjelaskan lebih jauh langkah perusahaannya terkait ini.
Selain rencana investasi itu, Budi juga menyinggung soal bagi hasil dari pengelolaan tambang Grasberg. Selama periode 2019-2020 nanti tidak akan ada dividen atau pembagian laba dari hasil kelola yang dimaksud.
Setelah kurun waktu itu, hitungan laba baru diterima dengan besaran yang semakin meningkat dari tahu ke tahunnya.
"Kita enggak bagi dividen (selama) dua tahun. 2021 mulai baru ada sedikit (laba), 2022 sudah besar, dan 2023 sudah anteng, 2 miliar dollar AS," sebutnya.
Budi mengatakan, pada 2019 ini EBITDA atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi Freeport akan menurun dibandingkan sebelumnya. Pasalnya, tambang Grasberg Open Pit habis tahun ini dan digantikan dengan tambang bawah tanah (underground).
https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/09/222600026/untuk-grasberg-inalum-kucurkan-investasi-hingga-1-4-miliar-dollar-as