Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Transaksi Produk Lokal Saat Harbolnas 2018 Melonjak 44,7 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, kampanye penggunaan produk dalam negeri untuk barang konsumsi cukup berhasil tahun lalu.

Selama 2018, tingkat penjualan produk dalam negeri meningkat. Sebagian besar ritel modern telah menjual lebih dari 80 persen produk lokal.

Saat Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) pada tahun 2018 lalu, misalnya, penjualannya tumbuh 44,7 persen dibandingkan tahun lalu.

"Tren kenaikannya itu 44,7 persen untuk Harbolnas," ujar Enggar dalam paparan kinerja 2018 dan target 2019 di kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Sementara untuk Hari Belanja Diskon Indonesia berhasil meraup pendapatan Rp 40 triliun dalam satu minggu. Nilainya meningkat 10 persen dari tahun sebelumnya.

Menurut Enggar, selain daya beli masyarakat semakin baik, kesadaran untuk mencintai produk dalam negeri juga meningkat.

Di samping itu, pada 2018, nilai tambah produk juga meningkat. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan standar dan mutu produk, kualitas kemasan, akses pemanfaatan teknologi produksi, branding produk, hingga fasilitasi dan pembinaan produk unggulan daerah.

"Kapasitas pelaku UKM dan pasar semakin berkembang. Kesadaran perlindungan konsumen juga meningkat," kata Enggar.

Pelaku UKM semakin banyak yang bermitra dengan ritel modern dan marketplace. Keuntungan yang didapat antara lain mempermudah akses pasar, business matching, dan juga promosi.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/10/134500426/transaksi-produk-lokal-saat-harbolnas-2018-melonjak-447-persen

Terkini Lainnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Whats New
Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Whats New
Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Whats New
BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani

BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke