Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Terlesu dalam 28 Tahun, Pertumbuhan Ekonomi China Melambat Jadi 6,6 Persen di 2018

Dikutip dari CNN, pertumbuhan ekonomi dari negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini tumbuh 6,6 persen di 2018. Data dari biro pusat statistik setempat tersebut menunjukkan perekonomian China saat ini adalah yang terlesu sejak 1990.

Perekonomian China telah kehilangan momentum pertumbuhannya di tengah upaya untuk mengendalikan tingkat utang yang tinggi. Mereka juga tengah merasakan dampak dari perang dagang yang terjadi dengan Amerika Serikat.

Akibat perang dagang, saat ini terdapat lebih dari 250 miliar dollar AS produk ekspor China yang terkena tarif.

Kondisi yang kian burun pun telah berdampak ke pelaku pasar dunia. Apple baru saja memberikan peringatan mengenai dampak dari perlambatan ekonomi China akibat perang dagang yang menyebabkan jumlah penjualan produk iPhone yang terus merosot.

Pada kuartal IV-2018, pertumbuhan ekonomi di China melambat menjadi 6,4 persen. Sedangkan tahun ini, pertumbuhan ekonomi diperkirakan semakin melandai mendekati 6 persen. Namun, banyak analis yang skeptis dengan keakuratan data-data pemerintah setempat dan memprediksi pertumbuhan ekonomi China jauh lebih rendah.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/21/144324826/terlesu-dalam-28-tahun-pertumbuhan-ekonomi-china-melambat-jadi-66-persen-di

Terkini Lainnya

Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke