Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BI Perketat Pengawasan Utang Luar Negeri Perbankan, Mengapa?

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyempurnakan Peraturan BI (PBI) Nomor 21/PBI/2019 tentang Utang Luar Negeri (ULN) Bank dan Kewajjiban Bank Lainnya dalam Valuta Asing.

Penerbitan peraturan baru ini dilakukan salah satunya dengan pertimbangan lahirnya transaksi baru di pasar perbankan, yaitu transaksi partisipasi risiko (TPI).

Deputi Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter Riza Tyas UH menjelaskan, TPR merupakan transaksi pengalihan risiko sebuah transaksi kredit antara dua pihak, yaitu pihak yang menjual risiko atau grantor dengan pihak yang menerima atau membeli risiko atau participant.

Karena TPR melibatkan transaksi dari luar negeri ke dalam negeri, sehingga bisa memunculkan risiko eksternal bagi Indonesia.

"Mekanisme pembukuan tidak mencatat TPR sebagai utang luar negeri di neraca bank maupun di neraca debitur bank, sehingga tidak terdapat mitigasi risiko eksternal yang dilakukan oleh bank maupun debitur bank," ujar Riza ketika memberikan keterangan kepada awak media di kantor BI, Kamis (24/1/2019).

Selain terkait TPR, setidaknya, terdapat enam pokok pengaturan utama dalam ketentuan ini. Pertama, penyempurnaan definisi dan cakupan ULN dan kewajiban bank lainnya dalam valas.

Cakupan ULN bank dalam hal ini meliputi utang bank kepada bukan penduduk dalam valas dan/atau Rupiah, termasuk pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Kedua, perluasan cakupan kewajiban bank sehingga mencakup Transaksi Partisipasi Risiko (TPR). TPR adalah transaksi pengalihan risiko atas individual kredit dan/atau fasilitas lainnya yang dilakukan berdasarkan perjanjian induk transaksi partisipasi risiko (master risk participation agreement).

Ketiga, penyempurnaan mekanisme dan dasar pertimbangan Bank Indonesia dalam memberikan persetujuan atau penolakan permohonan rencana masuk pasar bank untuk menyesuaikan dengan kondisi terkini. Keempat, penambahan pengecualian terhadap komponen kewajiban bank jangka pendek dan pengecualian syarat permohonan persetujuan rencana masuk pasar.

Kelima, pengawasan oleh BI. Keenam, penyempurnaan mekanisme dan jenis sanksi.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijaka Ekonomi dan Moneter Aida Budiman mengatakan secara berkala BI terus melakukan maintenence secara berkala serta mereview ketentuan-ketentuan yang ada termasuk mengenai utang luar negeri.

"Kami selalu memperbaiki supaya menjamin efektifitas dari ketentuan tersebut," ujar Aida.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/24/181336326/bi-perketat-pengawasan-utang-luar-negeri-perbankan-mengapa

Terkini Lainnya

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke