Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Survei: 96 Persen Penerima Puas dengan Program Bantuan Pangan Nontunai

Riset dilakukan pada periode Oktober hingga Desember 2018 di 93 kota/kabupaten dan 25 provinsi. Sampel riset ini sebanyak 2.398 responden dari sekitar 10 juta KPM. Riset juga dilakukan terhadap 779 e-warong yang tersebar di 25 provinsi tersebut. Pengumpulan data dilakukan secara gabungan kualitatif dan kuantitatif.

Manajer dan analis senior MicroSave Consulting, Elwyn Sansius Panggabean mengatakan, jumlah indikator menunjukkan bahwa KPM dan e-warong menilai proses BPNT saat ini mudah dan nyaman sehingga bisa merasakan manfaat positif dari pelaksanaan BPNT tersebut.

"Riset ini ada batasan-batasan, kami hanya melihat dari sudut pandang KPM dan e-warong. Masih ada sudut pandang lain yang bisa dilihat untuk mengevaluasi BPNT," ujar Elwyn di Jakarta, Senin (28/1/2019).

Dari sisi pengeluaran, median pengeluaran bulanan KPM sekitar Rp 700.000 per rumah tangga dengan 4-5 anggota keluarga. Bantuan yang diberikan kepada mereka adalah Rp 110.000 untuk setiap KPM.

Dilihat dari pengeluarannya, kata Elwyn, angkanya masih di bawah batas garis kemiskinan yang ditetapkan Badan Pusat Statistik. Dengan demikian, penyaluran BPNT dianggap sudah tepat sasaran.

"Jadi BPNT ini memang disalurkan ke kelompok miskin. Masih di bawah ketentuan," kata Elwyn.

Dari riset tersebut juga diketahui kontribusi BPNT untuk kebutuhan rumah tangga sekitar 12-29 persen. Khususnya untuk mendapat bahan oangan berupa beras dan telur yang dibeli di e-warong yang kontribusinya bisa mencapai 40 persen. Elwyn mengatakan, umumnya KPM bisa membeli beras 10 kilogram dan telur dengan BPNT itu.

Temuan di lapangan, KPM diberi hak untuk memiliki jenis pangan yang mau dibeli, namun biasanya e-warong sudah membuat paket beras dan telur. Menurut Elwyn, hal ini tidak menimbulkan masalah signifikan bagi KPM karena beras dan telur merupakan kebutuhan utama mereka.

"Malah membantu e-warong mengatur ketersediaan stok dan mempercepat antrean," kata dia.

Selain itu, BPNT juga dinilai banyak membantu perkembangan usaha mikro yang digerakkan KPM. Utamanya bagi perempuan yang merupakan populasi mayoritas penerima manfaat BPNT. Hal ini mengindikasikan BPNT menempatkan dan memberdayakan perempuan sebagai fokus dan meningkatkan posisi mereka dalam rumah tangga.

Di samping itu, BPNT juga membantu meningkatkan keuangan inklusi terhadap masyarakat miskin. Sebab, sebagian besar KPM belum pernah memiliki rekening bank sebelum diberikan Kartu Keluarga Sejahtera.

KKS tak hanya bisa untuk membeli pangan secara nontunai, tetapi juga bisa digunakan untuk menabung. Dalam jangka panjang, hal inu dapat mendorong tercapainya masyarakat nontunai.

"Tapi masih banyak KPM yang belum tahu bahwa KKS bisa untuk menabung. Kurang dari satu persen yang gunakan fasilitas rekening untuk menabung," ucapnya.

"Kalau sosialisasinya lebih baik supaya KPM tahu cara menggunakannya, paling tidak 50 persen peningkatannya untuk penggunaan rekening di KKS," lanjut dia.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/28/114100626/survei--96-persen-penerima-puas-dengan-program-bantuan-pangan-nontunai

Terkini Lainnya

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke