Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tarif Kargo Udara Naik, Apa Alasan Maskapai?

Lantas apa alasan dan dasar maskapai menaikkan tarif SMU?

Maskapai Garuda Indonesia (Persero) menaikkan tarif Surat Muatan Udara (SMU) sejak awal tahun ini. "(Tarif SMU baru berlaku sejak) 1 Januari 2019," kata VP Corporate Secretary Garuda Indonesia, Ikhsan Rosan lewat pesan singkatnya kepada Kompas.com, Selasa (5/2/2019).

Ikhsan mengatakan, kenaikan tarif SMU yang baru ini mencapai 50 persen dari tarif sebelumnya. Ini diambil di tengah peningkatan biaya operasional yang harus ditanggung perusahaan.

"Di tengah peningkatan cost dan biaya operasional lainnya, Garuda memberlakukan harga kargo (tarif SMU) per kg per jam terbang saat ini sekitar Rp6.300. Atau peningkatan kurang lebih 50 persen dari harga sebelumnya," terangnya.

Dia mengungkapkan, selama ini tarif SMU Garuda Indonesia yang diterapkan atau dikenakan pada perusahaan jasa pengiriman barang terlalu murah. Sehingga memberatkan perusahaan dalam mengoperasikan kegiatannya.

"Selama ini harga kargo Garuda kami nilai terlalu rendah, sehingga tidak dapat menutup cost yang ada," imbuhnya.

Kendati demikian, Ikhsan tidak menyebutkan berapa besaran tarif SMU yang lama, sebelum akhirnya resmi menaikkannya per 1 Januari lalu. Ditegaskannya kenaikan tarif SMU yang baru pada angka 50 persen.

"Saya harus cek dulu ya. Tapi kalau besaran persentasenya 50 persen," sebut dia.

Ikhsan memahami apa yang dirasakan para pengusaha yang tergabung dalam Asperindo terkait kenaikan tarif SMU tersebut. Sebeb dinilai terlalu besar dan memberatkan.

"Penyesuaian tarif itu terpaksa dilakukan untuk menutupi cost yang ada. Tarif kargo selama ini dinilai terlalu rendah," lanjutnya.

Lion Air Group

Selain maskapai plat merah ini, maskapai penerbangan di bawah Lion Air Group melakukan hal serupa, menaikkan tarif kargo udara.

Kendati demikian, manajemen Lion Air Group tidak mau buka suara terkait alasan kenaikan tarif kargo udara ini.

"Kami belum bisa memberikan keterangan saat ini terkait (kenaikan) tarif Surat Muatan Udara," kata Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (5/2/2019).

Danang tidak menyebutkan alasan dari kenaikan SMU itu. Apakah karena harga bahan bakar pesawat, avtur yang juga meningkat atau sebab lain. "Nanti akan kami update," tuturnya.

Dia menegaskan, sejauh ini dirinya belum bisa menyampaikan apapun terkait kenaikan tarif SMU. Ia berjanji, akan memberikan informasi atau perkembangannya jika sudah ada dasar secara resmi dan rinci.

"Pokoknya, terkait hal ini belum bisa memberikan keteragan dulu. Nanti kalau ada perkembangan akan kami sampaikan, kira-kira itu," tandasnya.

Asperindo sangat menyangkan kenaikan tarif SMU yang diberlakukan maskapai penerbangan.

Karena itu, perusahaan yang tergabung dalam Asperindo berencana akan menghentikan kegiatan pengiriman barang lewat jalur udara sementara waktu.

"Nah, yang sangat kami sayangkan adalah kenaikan dilakukan beberapa kali," kata Ketua Umum Asperindo, Mohamad Feriadi ketika dihubungi Kompas.com, Senin (4/2/2019).

Feriadi mengungkapkan, kenaikan tarif itu ditetap maskapai secara tiba-tiba tanpa ada aba-aba. Sehingga, pihaknya bersama anggota Asperindo kaget dengan adanya kebijkan baru itu.

"Kenapa tsunami karena datang tiba-tiba, mendadak, yang biasanya memang kita tahun kapan akan terjadi," ujarnya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/06/084300626/tarif-kargo-udara-naik-apa-alasan-maskapai-

Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke