Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Go-Jek Sudah Dikuasai Asing?

Mengutip Kontan.co.id, Kamis (7/2/2019), ibarat pemilik rumah, Go-Jek punya hak penuh siapa tamu yang boleh datang. Go-Jek juga berhak mengatur tata krama selama si tamu bertandang. Ini jawaban yang paling pas untuk menjawab pertanyaan yang santer beredar belakangan ini, siapa pemilik Go-Jek saat ini?

Maklum, perusahaan ini mendapat banyak pendanaan. Go-Jek mendapat sekitar 1 miliar dollar AS dari Google, Tencent dan JD.com. Sebelumnya, sejumlah konglomerasi raksasa Indonesia, seperti Grup Astra dan Grup Djarum, juga sudah masuk ke Go-Jek.

Pengurus Go-Jek masih menjadi pemilik resmi start up unicorn dalam negeri ini. Data Ditjen Administrasi Hukum Umum (AHU) per Oktober 2018 mengungkapkan, salah satu pengurusnya adalah Nadiem Makarim.

Dia memegang saham seri D,E, dan I. Totalnya sekitar 58.416 saham. Ini hanya setara sekitar 5 persen dari modal ditempatkan Go-Jek, yakni sebanyak 1,21 juta saham. Selebihnya dimiliki pemegang saham lain.

Ekonom dan Senior Researcher Creco Consulting Raden Pardede menyebut, perusahaan global kerap menggunakan skema saham dual class saat melepas sebagian kepemilikan saham ke investor. Ini mirip yang dilakukan Go-Jek.

Contohnya, Facebook. Mark Zuckerberg hanya pemegang saham minoritas. Tapi, dia masih memiliki kendali penuh atas Facebook. Sebab, saham yang diperdagangkan di publik cuma punya hak suara 60 persen.

Contoh lain Snap Inc. Saat initial public offering (IPO) senilai 3,4 miliar dollar AS pada 2017, aplikasi berbagi foto ini tak memberi hak suara untuk saham publik.

Raden menambahkan, merupakan hal yang positif jika Go-Jek mengadopsi skema tersebut. Sebab, skema dual class menunjukkan bahwa investor memberikan kepercayaan kepada pendiri untuk memimpin dan mengelola.

"Itu bukti pengakuan dan kepercayaan untuk meneruskan dan mengembangkan perusahaan jangka panjang,” jelas Raden.

Head of Equity Capital Market Samuel International Harry Su menilai, belum ada skema dual class di Indonesia. "Tapi, kalau golden share ada," ujar dia kepada Kontan.co.id belum lama ini.

Golden share adalah saham yang bisa mengalahkan semua saham lainnya. Ini mencegah adanya hak suara yang terlalu kuat dari investor dengan porsi kepemilikan besar.

Kalau di BUMN, istilahnya saham dwiwarna. Saham ini hanya selembar dan dimiliki oleh negara. Dengan saham tersebut, pemerintah memiliki hak veto yang besar terhadap pengendalian dan rencana bisnis, bahkan aksi korporasi besar perusahaan.

Pendiri Alibaba Group, Jack Ma, kini juga hanya memiliki 5,6 persen saham raksasa e-commerce dunia tersebut. "Jika ingin terus berlari untuk jangka panjang, harus dengan banyak orang,", tutur Ma. (Dityasa H Forddanta)

Berita ini tekah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Benarkah Go-Jek sudah dikuasai asing?

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/07/080200626/benarkah-go-jek-sudah-dikuasai-asing-

Terkini Lainnya

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Soal Gas Murah buat Industri, Menteri ESDM: Insya Allah Akan Dilanjutkan

Whats New
Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke