Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspada! Profesi Ini Rentan Kena Stres Berat

Praktisi kesehatan mental, Jiemi Ardian mengungkapkan, siapapun sangat berpotensi mengalami kondisi tertekan, tergantung kondisi lingkungan sosial dan tingkat ketahanan stresnya.

Jiemi mengatakan, pada dasarnya, semua pekerjaan kemungkinan memunculkan kondisi stres, ringan hingga berat. Misalnya stres karena pekerjaan. Salah satunya alasannya jika pekerjaan yang dilakukan sebenarnya tidak sesuai dengan keinginannya.

"Ketika pekerjaan itu todak selaras dengan apa yang menurut dia, passion dia, akan menjadi lebih stressful," ujar Jiemi kepada Kompas.com, Sabtu (9/2/2019).

Namun, ada pula pekerjaan yang didalami karena passion dan risikonya sudah bisa diterima sejak awal, namun tingkat ketahanan stresnya yang tak bisa menyeimbangi. Misalnya, profesi tentara dan polisi yang setiap hari bersentuhan dengan masalah keamanan dan kejahatan.

Pekerjaan tersebut menurut Jiemi, memiliki risiko tinggi, bisa mengancam nyawa sendiri, dan mengharuskan mereka berinteraksi dengan lawan atau orang jahat.

"Tentara, polisi, kan setiap hari berhadapan dengan kejahatan, reskrim yang setiap hari berhadapan dengan pembunuhan. Itu sangat stressful sekali," kata Jiemi.

Selain itu, petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan relawan bencana lainnya juga berpotensi kena stres berat. Mereka dituntut untuk segera mengevakuasi suatu musibah atau kecelakaan dan menemukan korban. Mereka melakukannya setiap hari hingga proses evakuasi selesai.

Tak hanya tekanan pekerjaan, namun mental mereka juga terganggu saat menemukan jenazah, juga harus berhadapan emosi kesedihan dan kemarahan.

Di samping itu, pekerjaan-pekerjaan di luar itu yang juga berpotensi mengalami stres tinggi adalah pekerja media dan kreatif.

"Kalau media, penyebab stres bukan hanya karena kapasitas pekerjaan yang diterima. Tapi lebih karena tidak ada kepastian jam kerja," kata Jiemi.

Jam kerja wartawan cenderung tidak dibatasi oleh waktu. Mereka bisa memburu berita dari pagi hingga malam. Meski beberapa media sudah menerapkan jam masuk kerja, namun seringkali mereka menembus jam kerja karena ada agenda mendadak.

Pola kerja yang tak kenal waktu itu kata Jiemi, membuat jam tidur berkurang. Hal ini juga memicu kondisi stres.

Pekerja kreatif yang dituntut menggunakan otaknya untuk bekerja juga berpotensi mengalami gangguan tidur. Terkadang ide baru muncul larut malam, saat mata hendak terpejam. Bukannya melanjutkan tidur, pekerja kreatif malah melanjutkan pekerjaan agar ide tersebut tidak menguap.

"Ini menurut saya agak sulit dibatasi kapan seseorang bisa disebut berhenti kerja kalau pekerjaannya adalah kreatifitas. Itu yang jadi pemicu stres dalam konteks ini," kata Jiemi.

Sementara itu, berdasarkan survei Sindikasi terhadap 100 pekerja di sektor kreatof dan media, sebanyak 40 persen responden menjawab bahwa beban kerja kuantitatif memicu mereka stres berat.

Beban kerja kuantitatof yang dimaksud yakni seberat banyak pekerjaan yang dilakukan. Kebanyakan responden yang menjawab ini berprofesi sebagai arsitek, bidang e-commerce, dan yang berkaitan dengan strategi.

Sementara untuk beban kerja kualitatif, sebanyak 33 persen responden menganggap hal tersebut membebani mereka dan memicu stres berat. Tugas-tugasnya tak hanya banyak, tapi juga mrnumpuk dan kompleks.

Hampir sama dengan sebelumnya, responden yang menjawab ini sebagian besar adalah pekerja di e-commerce, desain komunikasi visual, dan juga pegawai lepas maupun pekerja ganda.

"Selain kurang istirahat dan banyak beban kerja, juga tidak ada kejelasan karir di masa depan," ujar Fathimah Fildzah Izzati, peneliti Divisi Riset dan Edukasi Sindikasi.

Dari sisi gender, perempuan yang paling banyak merasa tidak ada perkembangan karir. Riset juga menunjukkan bahwa responden perempuan lebih banyak mengeluhkan kurangnya jam istirahat mereka akibat pekerjaan.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/11/090900526/waspada-profesi-ini-rentan-kena-stres-berat-

Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke