Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bila Tarif Ojek Online Naik, Konsumen Kembali ke Kendaraan Pribadi?

JAKARTA, KOMPAS.com — Rencana kenaikan tarif ojek online (ojol) kini tengah mencuat ke publik dan diperkirakan berdampak negatif bagi konsumen dan mitra pengemudinya.

Research Institute of Socio-economic Development (Rised) menyatakan, apabila tarif ojek online naik, tidak tertutup kemungkinan konsumen akan kembali menggunakan kendaraan pribadi. Padahal, saat ini ojek online banyak digunakan konsumen untuk menunjang mobilitas tanpa mengendarai kendaraan pribadi.

"Bayangkan kalau kemudian kita menaikkan tarif ojol, jadi yang tadinya sudah nayaman menggunakan ojol bisa kembali lagi menggunakan kendaraan pribadi," kata Ketua Tim Peneliti Rised Rumayya Batubara di Jakarta, Senin (11/2/2019).

Rumayya menyebutkan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan Rised pada Januari lalu, terungkap secara umum ojek online dimanfaatkan konsumen untuk menunjang aktivitasnya, seperti pergi ke kantor hingga ke stasiun transportasi publik.

"71 persen memanfatkan ojol untuk (pergi) sekolah dan kantor. 40 persen menggunakan ojol untuk pergi ke stasiun atau terminal. Artinya, ini menjadi supporting system transportasi publik yang sudah ada," ujarnya.

Dia menjelaskan, kenaikan tarif ojek online membuat masyarakat atau konsumen berpikir ulang untuk menggunakannya. Mereka akan mengalkulasi pengeluaran ketika hendak pergi ke suatu tempat.

Ujungnya, mereka kembali menggunakan kendaraan pribadi.

"Kenaikan tarif berpotensi memperparah kemacetan. Ada potensi kemacetan kalau kita memaksakan kenaikan tarif karena ini akan (mengurangi) penggunaan transportasi publik. Konsumen kembali menggunakan kendaraan pribadi," kata Rumayya.

Menurut dia, wacana kenaikan tarif ojek online akan memberikan dampak negatif kepada pengemudi meski tujuan utamanya untuk meningkatkan pendapatan mereka. Kenaikan tarif ini membuat konsumen enggan menggunakan ojek online lagi sehingga pendapatan mereka seiring waktu berkurang.

"Ternyata konsumen sangat sensitif terhadap harga. Alih-alih mendapatkan keuntungan dari kenaikan tarif, justru malah ada pengurungan pendapatan," katanya.

Rised melakukan survei terhadap 2.001 responden yang tersebar di 10 provinsi dan berlangsung selama dua minggu pada Januari 2019.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/11/175518026/bila-tarif-ojek-online-naik-konsumen-kembali-ke-kendaraan-pribadi

Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta

Harga Bawang Merah Mahal, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta

Whats New
Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Whats New
Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Whats New
Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke