Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

INDEF: Tuduhan soal Pertamina Monopoli Avtur Tak Tepat

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abra Talattof menilai pernyataan Presiden Joko Widodo soal Pertamina yang memonopoli penjualan avtur di Bandara Internasional Soekarno-Hatta tak tepat.

"Menurut pandangan saya pembisik presiden kurang hati-hati dan cermat melihat kondisi ril di industri penerbangan dan dalam hal distribusi avtur," ujar Abra saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/2/2019).

Abra mengakui saat ini Pertamina perusahaan satu-satunya yang menjual avtur di Bandara Soetta. Namun, berdasarkan peraturan BPH Migas, tak ada larangan bagi badan usaha swasta lain untuk menjual avtur di bandara tersebut.

"Dalam peraturan BPH Migas Nomor 13 Tahun 2008 itu intinya tidak ada larangan buat badan usaha lain menjual avtur di bandara Indonesia. Artinya selama ini memang terbuka lebar ruang itu," kata Abra.

Namun, dalam peraturan itu, lanjut Abra, badan usaha yang ingin menjual avtur di Indonesia minimal harus menyediakan bahan bakar itu di tiga bandara. Penyediaan avtur itu tak boleh hanya di bandara-bandara besar saja.

"Mereka untuk jual di daerah terpencil pastinya biaya distribusinya besar. Pertamina sebagai BUMN punya peran strategis, saat ini dia menyuplai 67 bandara di indonesia. Artinya beban yang ditanggung Pertamina tidak hanya ditanggung untuk di Jawa dan kota besar saja," kata dia.

Atas dasar itu, pemerintah harus melihat secara komperhensif struktur biaya yang dikeluarkan Pertamina dalam penjualan avtur.

"Pertamina saat ini punya empat kilang untuk mengelola avtur, 40 persen pasokan avtur pertamina itu impor. Tentunya itu terpengaruh dengan harga impor dunia," ucap dia.

Dia mengaku telah mengecek haga avtur di beberapa negara tetangga. Menurutnya, harga jual avtur Pertamina kompetitif.

"Intinya tuduhan harga avtur pertamina itu enggak kompetitif itu tidak mendasar. Karena sayaa cek justru harga avtur di Soetta lebih murah ketimbang di Kualalumpur dan Singapura. Di Soetta itu Rp 8.210 per liter, di Kuala Lumpur itu yang dijual Shell Rp 8.900, di Singapura Rp 10.600. Jadi harganya kalau kita komparasi dengan negara lain justru Pertamina lebih murah," ujar Abra.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo akan memanggil Direktur Utama PT Pertamina setelah mendengar keluhan pengusaha hotel terkait mahalnya harga avtur yang berakibat pada tingginya harga tiket pesawat dan sepinya kamar-kamar hotel di daerah.

"Berkaitan dengan harga tiket pesawat, saya terus terang juga kaget. Dan malam hari ini saya juga baru tahu dari Pak Chairul Tanjung. Mengenai avtur, ternyata avtur yang dijual di Soekarno-Hatta itu domonopoli oleh Pertamina," ujar Jokowi saat menghadiri perayaan HUT Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (11/2/2019).

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/12/194508526/indef-tuduhan-soal-pertamina-monopoli-avtur-tak-tepat

Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke