Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gaet Pekerja Informal, BPJS Ketenagakerjaan Gunakan Strategi "Perisai"

Dari angka itu, 97 persen disumbang dari sektor formal, sementara sisanya 3 persen atau sekitar 3 juta peserta berasal dari sektor informal. 

“Jumlah sebesar itu di sektor informal adalah wajar,  mengingat dari sejak BPJS Ketenagakerjaan berdiri baru 4 tahun belakangan ini kami menerima pekerja di sektor tersebut menjadi peserta,” ujar Agus usai menghadiri acara peletakan batu pertama pembangunan ruang terbuka hijau di Gedung Olahraga Kebo Iwa, Gianyar, Bali, Selasa (12/2/2019).

Agus melanjutkan, masalah BPJS Ketenagakerjaan yang kesulitan merekrut peserta dari bidang pekerja informal merupakan tantangan yang dihadapi seluruh jaminan sosial di berbagai negara bahkan dunia.

Itu terjadi lantaran pekerja di sektor tersebut masuk dalam kelompok difficult group to cover karena mereka bekerja secara mandiri. Meski begitu, Agus menegaskan bahwa BPJS Ketenagakerjaan sudah punya strategi khusus untuk mengatasi permasalahan tersebut.

“Kami menamakan startegi itu adalah Penggerak Jaminan Sosial Indonesia (Perisai). Jadi Perisai adalah semacam agent. Mereka berfungsi untuk sosialisasi, edukasi dan pendaftaran BPJS ketenagakerjaan. Kami baru menerapkan pada Februari 2018,“ ucap Dirut BPJS Ketenagakerjaan.

Menurutnya, tidak semua orang bisa menjadi agent. Hanya tokoh-tokoh di kelompok atau komunitas yang ada di masyarakat yang bisa menjadi agent BPJS Ketenagakerjaan.

Saat ini, lanjut Agus, sudah ada 4000 agent Perisai di seluruh Indonesia. Dari jumlah ini sebanyak 3500 yang aktif dan mereka dalam satu tahun sudah berhasil merekrut 600.000 pekerja informal menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

“Tak hanya itu, tingkat keberlanjutan pembayaran premi BPSJ Ketenagakerjaan juga menggembirakan, yakni mencapai 90 persen,” kata dia.

Kata Agus keberhasilan program Perisai tak lepas dari sistem insentif dan fee yang diberikan kepada para agent. Perhitungannya mereka akan mendapatkan uang transportasi Rp 500.000 per bulan jika berhasil mendapatkan 50 orang.

Untuk fee, para agent mendapatkan sebesar 7,5 persen dari uang iuran yang masuk per bulannya dari setiap peserta yang berhasil mereka rekrut.

“Jadi fee ini long life. Mereka para agent hanya bekerja keras di awal saja. Setelah itu mereka tinggal menjaga atau maintance peserta yang berhasil direkrut dengan cara mengingatkan waktu pembayaran,” kata Agus.

Makanya jangan heran, lanjut dia, para agent yang sudah masuk posisi 10 besar terbaik di tingkat nasional rata-rata mendapatkan penghasilan Rp 20 juta per bulan.

Keberhasilan program Perisai BPJS Ketenagakerjaan pun telah mendapat pengakuan dari dunia internasional. Salah satunya dari pemerintah Jepang. Mereka bahkan telah mengundang 10 besar agent  untuk berdiskusi.

“Inovasi (Perisai) ini mendapat perhatian dunia. Saya diundang Organisasi Buruh Dunia (ILO ) untuk menjelaskan Perisai. Minggu depan saya juga diundang pemerintah Jepang untuk menjelaskan atau sharing pengalaman tentang Perisai,” tutup Agus

Gandeng Cermati, BPJS Ketenagakerjaan Sasar Pekerja Informal

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Gandeng Cermati, BPJS Ketenagakerjaan Sasar Pekerja Informal", https://ekonomi.kompas.com/read/2019/01/28/161800126/gandeng-cermati-bpjs-ketenagakerjaan-sasar-pekerja-informal
Penulis : Ambaranie Nadia Kemala Movanita 
Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/13/093000826/gaet-pekerja-informal-bpjs-ketenagakerjaan-gunakan-strategi-perisai-

Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke