Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Industri Logam dan Baja Harus Siap Hadapi Disrupsi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis sektor logam dan baja saat ini tengah menghadapi persoalan disrupsi. Perusahaan dan para pelaku usaha di bidang ini harus siap untuk mengahadapinya.

"Cepat atau lambat, bisa mengancam bisnis-bisnis kita," kata Ketua Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA), Koesnohadi di Jakarta, Rabu (13/2/2019).

Menurut Koesnohadi, sejak beberapa tahun terakhir, persaingan dunia usaha sektor logam dan baja semakin ketat dan kompetitif. Namun demikian, perusahaan tidak perlu takut dan khawatir akan hal ini

"Yang jelas dalam bisnis kita, sesama industrinya sendiri ada persaingan. (Soal disrupsi) hampir terjadi di semua sektor," ujarnya.

Ia mencermati, ada kekhawatiran perusahaan maupun pelaku usaha terhadap dinamika dan perubahan tersebut. Salah satunya, posisi logam dan baja akan tergantikan dengan bahan baku jenis lain untuk keperluan industri, baik industri otomotif, infrastrukur dan lain-lain.

"Situasi bisnis seperti ini akan menjadi tantangan kita," sebutnya.

Menurut dia, langkah yang bisa dilakukan perusahaan industri logam dan baja untuk hadapi ini adalah mendalam perkembangan sektor tersebut. Sehingga tahu celah dan sisi yang harus diperbaiki maupun dipertahankan. Ini supaya bisa tetap bertahan dan bersaing.

"Kalau soal solusinya pelaku busnis yang lebih tahu (cara menghadapinya)," imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Umum Himpunan Ahli Pengecoran Logam Indonesia (HAPLI) R Widodo menambahkan, tidak ada langkah tepat untuk mengahadapi disrupsi selain tetap siap atas sebuah perubahan.

"Kita harus siap untuk menghadapi tren," kata Widodo.

Widodo menyakini, sejauh apapun perkembangan dan kemajuan teknologi, tidak ada dapat menggantikan posisi atau keberadaan logam dan baja untuk sebuah industri. Sebab, yang ada hanyalah pengganti alias substitusi yang dianggap memungkinkan.

"Tren itu akan menuju hal-hal yang ringan. Tidak semua, (bahan) plastik bisa menggantikan metal," sebutnya.

Saat ini, salah satu yang diwaspadai dan dikhawatirkan pelaku industri logam dan baja ialah tergantikannya jenis metal oleh bahan lain, seperti misalnya plastik yang kekuatannya terus dikembangan sejumlah perusahaan baik di dalam negeri maupun mancanegara.

Inilah yang terus mereka cermati dan pantau karena bisa menganggu iklim usaha sektor ini.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/13/195329826/industri-logam-dan-baja-harus-siap-hadapi-disrupsi

Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke