Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal "Impact Investing", Menabung untuk Alam dan Sosial

Impact investing membicarakan dua sisi, yakni kinerja perusahaan dan dampak ke komunitas. Dengan impact investing, investasi yang dilakukan tak hanya mengejar imbal hasil, tapi juga menggunakan dana tersebut untuk kepentingan lingkungan dan sosial.

Presiden Direktur PT BNP Paribas Investment Partners (BNPP IP) Vivian Secakusuma mengatakan, dalam mengembangkan bisnis, mereka fokus pada strategi dan produk yang berkelanjutan. Salah satunya dengan impact investing yang berada di bawah konsep Socially Responsible Investmen (SRI). SRI merupakan investasi yang mempertimbangkan imbal hasil sekaligus dampak sosial dari investasi tersebut.

"Yang sekarang kita bicarakan tidak sekadar return. Kita berusaha menggabungkan investasi dengan sesuatu yang berkontribusi positif terhadap lingkungan dan sosial," ujar Vivian di Jakarta, Rabu (13/2/2019).

Selain itu BNP Paribas juga mengacu pada prinsip Enviromental, Social, dan Governance (ESG), yakni valuasi dan kriteria yang dipakai untuk menilai kinerja suatu emiten. Sekaligus sebagai analis finansial untuk mengukur potensi risiko pada suatu emiten.

"Kalau bicara SRI investment, yang dimasukkan apakah dampaknya terhadap kondisi sosial, tata kelola perusahaan, dan dampaknya ke lingkungan hidup bagaimana, itu juga ikut dievaluasi," kata Vivian.

Dalam impact investing, yang dibahas lebih spesifik apakah suatu investasi berdampak positif terhadap aspek sosial atau tidak ada pengaruhnya. Misalnya, investasi yang menyasar pengadaan air bersih.

Di luar negeri, kata Vivian, ada reksa dana yang secara khusus menyasar isu air bersih. Investor juga lebih spesifik memberi pendanaan khusus ke perusahaan yang concern terhadap air bersih.

Hal ini yang dinamakan melakukan investasi dengan dampak terhadap lingkungan dan sosial.

Ada tiga hal yang menjadi concern investor terhadap lingkungan, yakni kesehatan, air bersih, dan edukasi. Sementara itu, tiga sektor yang punya potensi besar di Indonesia untuk melakukan investasi yang berdampak yaitu di bidang energi, pertanian, dan air.

Vivian mengatakan, investasi di reksa dana indeks SRI Kehati akan membantu Yayasan Kehati untuk mendorong program pangan lokal di Flores, Papua. Masyarakat Flores mengkonsumsi sorgum sebagai pengganti nasi untuk karbohidrat. Sebab, di sana tanaman padi sulit tumbuh karena lahannya kering dan gersang. Sorgum merupakan tanaman adaptif yang bisa tumbuh dengan baik bahkan di lahan yang kering.

"Jadi pendanaan yang masuk akan membantu pengembangan program ini. Tidak hanya lingkungan saja, tapi juga mencakup aspek sosial karena kehidupan petani di sana juga terbantu," kata Vivian.

Berdasarkan riset yang dilakukan Inggris pada tahun 2000, 2015, dan 2017, secara konsisten menunjukkan bahwa orang yang tertarik pada impact investing berada di usia di bawah 30 tahun.

Menurut Vivian, anak muda lebih memahami masalah lingkungan dan sosial saat ini. Oleh karena itu, reksa dana indeks SRI-Kehati menyasar milenial di mana saat ini Indonesia akan mendapat bonus demografi dengan jumlah penduduk usia muda dan produktif melimpah. Milenial akan menjadi basis investor mereka.

"Saat saya masih muda, masih banyak air bersih, polusi dan sampah belum banyak. Tapi anak muda hidup dalam keaadaan sosial dan lingkungan yang sudah berbeda," kata Vivian.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/14/101453926/mengenal-impact-investing-menabung-untuk-alam-dan-sosial

Terkini Lainnya

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
BKKBN Sosialisasi Cegah 'Stunting' melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

BKKBN Sosialisasi Cegah "Stunting" melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke