Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Indef: Capai Kedaulatan Energi Perlu Ada Dana Abadi

Menurut Berly, turunnya jumlah produksi ini membuat Indonesia defisit energi. Hal ini disebabkan karena ketergantungan terhadap BBM impor yang sangat besar yang mencapai 41 persen.

"Investasi migas yang anjlok, khususnya di hulu sehingga sulitnya dorong produksi," ujar Berly di Jakarta, Kamis (14/2/2019).

Berly menambahkan, investasi migas yang anjlok dipengaruhi oleh kurangnya koordinasi antar lembaga dan tak adanya kepastian kebijakan. Atas dasar itu, para investor menilai Indonesia tak menarik untuk investasi.

Bahkan, dari sisi investasi migas, Indonesia kalah menarik dari negara-negara di kawasan Afrika, seperti Nigeria, Algeria dan Mozambik.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi investasi di sektor ESDM sebesar 32 miliar dollar AS atau setara Rp 462,83 triliun. Nilai itu lebih rendah dari target yang dipatok 37,2 miliar dollar AS.

"Lelang ladang migas tidak laku. Dari 34 blok, yang laku hanya 6," kata Berly.

Berly menuturkan, akan habisnya minyak bumi dalam waktu sekitar 12 tahun dan gas bumi dalam sekitar 30 tahun hanya memberikan Indonesia waktu yang sempit untuk transisi ke energi terbarukan.

Apabila dalam lima tahun ke depan tidak ada perubahan kebijakan nyata pada sisi supply dan demand, maka Indonesia akan menjadi pengimpor BBM terbesar dunia yang menggerus kesejahteraan masyarakat.

"Perlu dibentuk dana abadi energi yang diinvestasikan untuk mendorong kemandirian dan kedaulatan energi negara di masa depan," kata Berly.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/14/180200126/indef--capai-kedaulatan-energi-perlu-ada-dana-abadi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke