Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Asosiasi Berharap Dukungan Pemerintah untuk Majukan Waralaba Lokal

Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) memprediksi pertumbuhan franchise produk lokal akan stagnan, sedangkan franchise produk mancanegara tumbuh sekitar 5 persen.

Melihat kondisi ini, Ketua Kehormatan AFI, Anang Sukandar meminta pemerintah agar memperhatikan keberadaan dan nasib penggerak franchise produk. Pasalnya, selama ini pemerintah tidak pernah mengalokasi agaran di sektor ini.

"Dari dulu saya sudah bilang, mau endak mua pemerintah harus memegang peranan. Jadi, jawabannya selalu kita tidak punya butget. Kita tidak punya anggaran," kata Anang di Jakarta, Sabtu (23/2/2019).

Menurut Anang, kondisi ini sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan negar-negara lain. Seperti Amerika Serikat, Australia, Malaysia hingga Singapura yang menganggarkan dana untuk mendukung keberadaan franchise produk lokal.

Malaysia misalnya, sejak 2003 silam sudah mempunyai program untuk memajukan dan mendukung sekira 500-an franchise produk lokal. Bahkan anggarannya mencapai 500 ringit Malaysia.

"Kita bilang aja Singapura, 75 persen biaya konsutal dipikul oleh pemerintah. Kalau mereka mau keluar negeri ikut pameren itu dibiayai oleh pemerintah," katanya memberi contoh.

Meskipun demikian, Anang tak berharap banyak kepada pemerintah supaya mengucurkan dana untuk hal ini. Tetapi, sisi lain Anang menilai bisnis waralaba merupakan bagian dari ekonomi kerakyatan yang memberikan dampak perekonomian Indonesia secara umum.

"Di Indonesia, kita enggak punya anggaran. Baru belakangan ini saya lihat pak Jokowi mulai (memahami) bahwa franchise itu cocok Indonesia. Kenapa? karena di Indonesia 70-80 persen dari pelaku bisnis itu adalah usaha-usaha kecil," sebutnya.

"Sebetulanya franchise adalah ekonomi kerakyatan. Kerena ekonomi kerakyatan diselenggarakan untuk orang banyak dan untuk orang banyak," tambah Anang.

Menim dan rendahnya pertumbuhan itu tidak hanya dipengaruhi oleh persaingan dengan asing, akan tetapi karena faktor sikap yang tidak sabar oleh pelaku usaha. Bahkan tak jarang yang harus berguguran.

"Banyak industri, terutama di kuliner. Makanan dan minuman, terutama memang di kuliner banyak sekali," pungkasnya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/24/070049226/asosiasi-berharap-dukungan-pemerintah-untuk-majukan-waralaba-lokal

Terkini Lainnya

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Kredit Bank Jatim Naik 18,7 Persen Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke