Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wacana Pansus Pertemuan "Rahasia" Jokowi-Freeport, Pengamat Sebut Hanya Buang Waktu

Bahkan, kehebohan itu menyulut wacana dari sejumlah kalangan DPR untuk membentuk Panitia Khusus (Pansus) Freeport.

Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan Pasaribu mewacanakan pembentukan pansus tersebut. Selain untuk mengungkap pertemuan "rahasia" itu, pansus itu pun dimaksudkan untuk menilik kaitannya dengan proses divestasi 51,2 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI).

Menanggapi kehebohan ini, pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, menilai bahwa tidak ada urgensi bagi Komisi VII DPR untuk membentuk pansus tersebut, apalagi jika itu menitikberatkan pada pertemuan Presiden Jokowi dan Moffet.

Fahmy mengatakan, pertemuan Jokowi-Moffet yang heboh di media sebagai pertemuan "rahasia" sebenarnya pernah diungkapkan oleh Sudirman Said pada November 2015. "Namun, tidak terjadi kehebohan pada saat itu," kata Fahmy yang juga mantan anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas melalui keterangan tertulisnya kepada Kontan.co.id, Minggu (24/2).

Fahmy menilai, paling tidak ada tiga faktor yang menyebabkan mengapa pernyataan tersebut kini menghebohkan. Pertama, momentum pernyataan Sudirman Said berdekatan dengan tahun politik Pilpres 2019.

Kedua, posisi Sudirman Said bukan lagi sebagai mantan Menteri ESDM, melainkan sebagai Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Ketiga, berbeda dengan pernyataan pada November 2015, Sudirman Said kini terkesan mendramatisasi pernyataannya tentang pertemuan “rahasia” Jokowi-Moffet.

Dramatisasi itu, lanjut Fahmy, tampak dari pengungkapan Sudirman Said yang lebih mengedepankan adanya pertemuan “rahasia” Jokowi-Moffet ketimbang substansi pertemuan.

Kalaupun Sudirman Said mengungkapkan substansi pertemuan, Fahmy menilai itu diungkapkan tidak secara utuh sehingga menimbulkan multitafsir. Akibatnya, tak bisa dihindarkan dramatisasi itu menimbulkan kehebohan.

"Padahal, substansi pertemuan itu, yang sudah pernah diungkapkan sebelumnya, sesungguhnya biasa-biasa saja, tidak ada hal yang baru" ujar Fahmy.

Kendati Sudirman Said tidak mengatakan sebagai pertemuan “rahasia” Jokowi-Moffet, Sudirman Said mengatakan, pertemuan secara diam-diam antara Jokowi dan bos Freeport itu menjadi cikal bakal keluarnya surat tertanggal 7 Oktober 2015 dengan nomor 7522/13/MEM/2015.

"Isi surat itu sebenarnya sangat normatif, yang berisi rencana perpanjangan operasi Freeport di Indonesia, sejauh undang-undang Indonesia memungkinkan perpanjangan itu," ujar Fahmy.

Pada saat itu, Moffet membutuhkan semacam surat jaminan izin ekspor konsentrat dan perpanjangan operasi Freeport. Surat itu dibutuhkan oleh Moffet untuk mendongkrak harga saham Freeport McMoren (FCX), induk PTFI, di Bursa Wall Street New York, yang lagi terpuruk pada titik nadir.

Fahmy mengungkapkan, pada awal 2013 harga saham FCX masih bertengger di 62 dollar AS per saham. Pada perdagangan awal Oktober 2015, harga saham FCX terpuruk menjadi 8,3 dollar AS per saham dan sempat semakin terpuruk lagi menyentuh 3,96 dollar AS per saham.

Salah satu sentimen penyebab penurunan harga saham FCX itu adalah tidak adanya kepastian izin ekspor konsentrat dan perpanjangan KK Freeport dari Pemerintah Indonesia.

Pada saat itu, Presiden Jokowi mengatakan bahwa perundingan perpanjangan kontrak karya (KK) PTFI baru akan dilakukan pada 2019 atau dua tahun sebelum KK berakhir, seperti yang diatur oleh undang-undang.

Maka, pernyataan Sudirman Said secara tersirat mengatakan substansi pembicaraan Jokowi-Moffet hanya sebatas pada permintaan semacam surat jaminan izin ekspor konsentrat dan perpanjangan operasi Freeport. Hal itu dibutuhkan untuk kembali menaikkan harga saham FCX.

"Tidak ada pembahasan terkait pembelian saham Freeport seperti yang heboh di media masa baru-baru ini. Hanya, surat, yang dikeluarkan oleh Menteri ESDM Sudirman Said dengan seizin Jokowi, berdampak menurunkan bargaining position Tim Perunding Divestasi 51,2 persen Saham Freeport," kata Fahmy.

Akibatnya, Fahmy menganggap setelah Pemerintah Indonesia berhasil melakukan divestasi 51,2 persen saham PT FI, setelah 51 tahun hanya menguasai 9,36 persen sahamnya, apa pun substansi pembicaraan Jokowi-Moffet dan surat Sudirman Said sudah tidak relevan lagi.

Jadi, kendati usulan pembentukan pansus merupakan hak konstitusional yang melekat pada anggota DPR, dalam hal ini Fahmy menilai hal tersebut tidak relevan.

"Hanya wasting time alias buang-buang waktu. Akan lebih bermanfaat dan produktif untuk merampungkan Perubahan UU Migas yang sudah delapan tahun belum juga selesai," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Wacana pansus pertemuan rahasia Freeport mengemuka, ini kata pengamat UGM

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/25/100932626/wacana-pansus-pertemuan-rahasia-jokowi-freeport-pengamat-sebut-hanya-buang

Terkini Lainnya

Warung Madura Buka 24 Jam, Mendag Zulhas: Kenapa Dilarang? Bolehlah...

Warung Madura Buka 24 Jam, Mendag Zulhas: Kenapa Dilarang? Bolehlah...

Whats New
Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Alat Belajar Hibah Akhirnya Diterima, Ini Kata Pihak SLB

Alat Belajar Hibah Akhirnya Diterima, Ini Kata Pihak SLB

Whats New
Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 30 April 2024

Harga Emas Antam Hari Ini Selasa 30 April 2024

Spend Smart
Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap Perkuat Pertanian dengan Teknologi

Jalin Kerja Sama dengan Iran, Indonesia Siap Perkuat Pertanian dengan Teknologi

Whats New
IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Masih Lesu

IHSG Awal Sesi Tancap Gas, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Bank Danamon Cetak Laba Bersih Rp 831 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Danamon Cetak Laba Bersih Rp 831 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Kasus Sepatu Impor Bayar Rp 31 Juta, Bos Bea Cukai: Sudah Selesai, Kita Transparan dan Akuntabel

Kasus Sepatu Impor Bayar Rp 31 Juta, Bos Bea Cukai: Sudah Selesai, Kita Transparan dan Akuntabel

Whats New
Perpanjangan Izin Tambang Vale hingga 2045 Telah Terbit

Perpanjangan Izin Tambang Vale hingga 2045 Telah Terbit

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Hari Ini

Whats New
Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Harga Daging Ayam di Bawah HET, Mendag: Kalau Segini Terus-terusan Peternak Rugi

Whats New
Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cukai Sebut Ada Miskomunikasi

Hibah Alat Belajar SLB Ditagih Bea Masuk Ratusan Juta Rupiah, Bea Cukai Sebut Ada Miskomunikasi

Whats New
Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Whats New
Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus 'Outsourcing'

Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus "Outsourcing"

Whats New
[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke