Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Royalti Musisi Indonesia Mengendap di Youtube dkk, Kok Bisa?

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi pencinta musik, kehadiran berbagai aplikasi penyedia dan pemutar lagu seperti iTunes, Spotify hingga Youtube tentu sangat membantu.

Jutaan lagu mulai dari genre jazz, rock, blues, dangdut hingga keroncong pun bisa diakses dengan mudah melalui aplikasi penyedia dan pemutar musik tersebut.

Namun, ada ironi di balik bertebarannya aplikasi tersebut. Hal ini menyangkut royalti para musisi atau pencipta lagu.

"Saya dengar di beberapa platform online itu banyak dana (royalti) orang Indonesia yang tidak bisa disalurkan," ujar Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf di acara Kadin, Jakarta, Rabu (27/2/2019).

Ia mengungkapkan, para penyedia dan pemutar lagu tersebut kebingungan menyerahkan royalti lagu kepada siapa lantaran tidak memiliki data para pencipta lagu di Indonesia

Masalah ini terus berlanjut akibat belum terbangunnya ekosistem industri musik di Indonesia. Sementara itu, ekosistem industri musik dunia terus berkembang seiring perkembangan teknologi.

Adapun di Indonesia kata dia, pendataan pencipta lagu dan karya-karyanya belum dilakukan secara baik. Hal ini membuat tak semua musisi mendapatkan haknya, royalti dari karya-karyanya yang diputar di aplikasi penyedia musik.

Kondisi ini dinilai berdampak langsung kepada musisi atau pencipta lagu. Sebab, royalti yang harusnya menjadi penghasilan justru tak masuk kantong.

"Apa yang dilakukan dalam model bisnis streaming itu untuk musisi berapa sih. Berat banget. Karena untuk bisa mendapatkan revenue kesejahteraan bagi mereka itu kecil sekali," ucapnya.

"Mereka harus menjual atau lagunya di-download sampai jutaan baru mereka bisa dapat berapa puluh dollar AS," sambung Triawan.

Bekraf, kata dia, tak tinggal diam dengan situasi ini. Suatu platform digital sedang disiapkan agar para pencipta lagu bisa memonitor karya-karyanya yang diputar di internet, termasuk perhitungan pendapatan dan pajak yang harus dibayar.

Bahkan, ia menyebut bahwa platform digital yang sedang disiapkan itu sangat menjanjikan. Platform tersebut, kata Triawan, sudah di presentasikan di luar negeri dan sudah diakui oleh berbagai lembaga internasional.

Ia berharap Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengawal dan membantu Bekraf untuk membangun ekosistem industri musik di Indonesia.

"Karena ini menyangkut banyak sekali pihak yang kalau tidak digedor, tidak akan jadi," ucapnya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/28/071500426/royalti-musisi-indonesia-mengendap-di-youtube-dkk-kok-bisa-

Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke