Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dua Sisi Unicorn dan Kekhawatiran Bos BCA

Hal itu lantaran kepemilikan para unicorn tersebut banyak dimiliki pihak asing. Ia pun menilai hal itu dari dua sisi yakni sisi positif dan negatifnya.

"Ada positif ada negatif. Jangan terlalu cepat juga mengambil keputusan ini (negatif atau positif saja), enggak juga," ujarnya di acara CNBC Economy Outlook, Jakarta, Kamis (28/2/2018).

Di satu sisi, kata Jahja, gelontoran jutaan dollar dari para investor memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Ia mencontohkan Go-Jek yang bisa memberikan tarif murah kepada pelanggannya.

Menurut dia, tarif murah tersebut bisa diberikan lantaran dana para investor mensubsidi tarif normal. Ia tak tahu sampai kapan subsidi tersebut dilakukan.

"Saat ini mereka menggelontorkan jutaan dollar AS untuk masyarakat. Keuntungannya di situ," kata dia.

Namun di sisi lain, ia mengingatkan bahwa dominasi kepemilikan asing di unicorn-unicorn Indonesia juga memiliki konsekuensi. Konsekuensi tersebut yakni keluarnya profit unicorn ke luar negeri.

Jahja khawatir nasib unicorn serupa dengan bitcoin bila memaksakan masuk ke capital market saat belum profitable.

"Pada waktu bitcoin luar biasa kan pada level 3.000 dollar AS sampai naik 18.000 dollar AS. Orang masuk, masyarakat terbiasa oh uang gampang," kata dia.

"Namun harganya turun 5.000 dollar AS, jatuh lagi mungkin sekarang sekitar 3.000 dollar AS. Berapa kerugian pemilik bitcoin? Ini yang harus kita amati kalau memang mau ke capital market, buktikan profitable," ucap dia.

https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/28/183400626/dua-sisi-unicorn-dan-kekhawatiran-bos-bca-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke