Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini, Deklarasi Adat Konservasi Laut Di Kaimana

Kompas.com - 14/04/2008, 11:59 WIB

KAIMANA, SENIN – Keseriusan masyarakat dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kaimana di Papua Barat untuk menjaga kawasan lautnya dari kerusakan akan dibuktikan siang ini, Senin (14/4) saat deklarasi adat di Kawasan Teluk Triton. Dalam deklarasi adat nanti, Bupati Kaimana Hasan Achmad akan menerima tugas dari tokoh masyarakat dan kepala suku setempat untuk membuat peraturan daerah mengenai kawasan konservasi perairan laut Kaimana. 

Manajer Program Conservation International Indonesia (CII) Area Kaimana, Elisabeth Pasapan mengatakan Pemkab Kaimana memiliki keinginan kuat untuk menjaga keberlangsungan masyarakatnya yang sebagian besar menggantungkan hidup dari memburu ikan. Pasalnya, perairan Kaimana mulai terganggu oleh kehadiran kapal-kapal pukat harimau (trawl) yang dikhawatirkan membawa dampak negatif bagi ekonomi masyarakatnya.   

”Di Kaimana mulai banyak kapal-kapal dari luar yang izinnya menadah ikan tetapi prakteknya ikut melakukan penangkapan ikan. Ini dikeluhkan masyarakat di pesisir dan pulau-pulau yang merasa hasil tangkapannya semakin berkurang. Pemkab mengaku tak dapat berbuat banyak karena itu mengambil keputusan untuk menjadikan seluruh wilayah lautnya sebagai kawasan konservasi. Dengan demikian, mau tidak mau pemerintah pusat harus turut bertanggungjawab dalam pengeloaannya,” ujar Elisabeth.

Usaha menjadikan perairan Kaimana sebagai kawasan konservasi ini dirintis eksplorasi CII yang menemukan 937 spesies ikan dan 492 jenis karang (enam diantaranya jenis baru). Perairan di kawasan yang terkenal lewat tembang ”Senja di Kaimana” ini, diakui berbagai pihak juga masih baik dan alami. Karena itu perairan Kaimana kini menyandang gelar Kerajaan Ikan yang bersaing dengan julukan kabupaten tetangganya di Papua Barat, Raja Ampat yang mendapat predikat Surga Ikan.

Tak sampai setahun CII melakukan pendekatan ke pemkab dan masyarakat Kaimana, tahapan menuju kawasan konservasi telah melalui satu tahap penting, deklarasi adat. Sebagai perbandingan, CII membutuhkan waktu tiga tahun untuk mengajak pemkab dan masyarakat di Rajaampat untuk membentuk kawasan konservasi laut daerah yang telah diresmikan Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Number pada Mei 2007. Bahkan menurut jadwal, CII dan Pemkab Kaimana bertekad telah mampu menyelenggarakan deklarasi nasional pada 23 April oleh Menteri Freddy Numberi.
          
KKLD diharapkan menjadi modal awal pengelolaan sektor pariwisata dan ekonomi perikanan masyarakat setempat. Elisabeth mengatakan sejak Rajaampat menjadi KKLD pendapatan sektor pariwisata dalam enam bulan ini mencapai Rp 1 miliar. Kondisi serupa juga diharapkan terjadi di Kaimana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Whats New
Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Whats New
Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Whats New
BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani

BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com