Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yoris Sebastian, Jadi GM Termuda Se-Asia

Kompas.com - 27/01/2009, 13:32 WIB

Omong-omong, kenapa sih namanya Oh My Goodness?
Saya sudah belasan tahun mencoba dan melakukan inovasi. Makanya ketika cari nama untuk perusahaan, saya enggak mau pakai nama sendiri. Saya ingin anak buah saya juga maju. Jadi saya bikin Oh My Goodness. Soalnya, semua yang saya bikin rata-rata aneh atau enggak biasa, tapi profitable dan penuh perhitungan.

Saya pernah kuliah akuntansi, makanya hitung-hitungan tetap benar. Tapi, tahu enggak kuliah saya enggak selesai lo. Waktu itu saya pikir-pikir, kuliah buat cari kerja. Ini kerjanya sudah dapat dan karier bagus. Dari pada keduanya setengah-setengah, saya pilih berhenti kuliah dulu. Tapi, saya bilang ke orangtua, saya akan kuliah di Universitas Terbuka. Kalau enggak, enggak bakal boleh. Tapi saya enggak menyesal karena ilmunya sudah dapat.

Terus, setelah drop out?
Niatnya memang sekolah lagi kan. Tapi, di usia 26 tahun saya jadi GM termuda di Asia dan termuda kedua di dunia (GM Hard Rock Café). Saya tanya lagi ke orangtua, "Masih perlu gelar enggak nih? Saya sudah GM nih. Kata mereka enggak usah he-he. Namanya orangtua, selalu baik. Makanya setiap kasih seminar saya selalu bilang, orangtua selalu baik, cuma sudut pandangnya beda. Jadi jangan dilawan, tapi lakukan pendekatan. Negonya begitu. Apalagi kalau masih tinggal bareng orangtua.

Bagaimana Anda melihat diri Anda sendiri?
Saya ini tidak pernah ingin berhenti berinovasi. Kalau dilihat, dari dulu sampai sekarang, setiap tahun selau ada 1-2 inovasi. Bahkan untuk kegiatan menjadi pengajar, yang saya sebut sebagai program isi bensin, saya buat yang aneh. Misalnya saya buat seminar di bioskop. Peserta ikut seminar sambil makan popcorn.

Akhirnya, saya malah mendobrak mitos bahwa guru itu duitnya enggak bagus. Dulu saya memang pernah ingin jadi guru. Sekarang, saya bisa membuat seminar yang sales-nya enggak kalah dengan menggelar event! Bedanya, event saya, ya, seminar. Dulu, di HRC saya jual makanan dan minuman sampai pagi, sekarang saya mengajar atau workshop sampai jam 5 sore, sales-nya terkejar.

Ide-ide biasanya dari mana?
Saya baca berbagai sumber, ternyata kreativitas itu adalah kebiasaan, bukan faktor turunan seperti IQ. Pakai jam misalnya, hari ini saya pakai di kiri, besok pakai di kanan. Rute ke kantor sering saya ubah-ubah. Saya pergi ke luar kota kadang pakai pesawat, kadang pakai mobil. Saya gunakan momen itu untuk melawan rutinitas. Orang-orang yang terjebak rutinitas biasanya tidak kreatif.

Sekarang lebih ekstrem lagi, di OMG saya jarang ke kantor, saya lebih suka mobile. Di kantor, saya dipanggil Invisible Boss, alias bos yang enggak kelihatan. Saya bilang, kalau saya di kantor saya akan terjebak rutinitas. Saya ke kantor hanya kalau ada rapat. Malah waktu kantor masih lebih kecil, kursi saya berikan ke orang lain saking enggak pernah kepakai.

Mungkin juga karena sejak kecil saya suka main game, walaupun tetap ada porsinya. Game membuat saya berani mengambil risiko. Jadi, benar atau enggak, dari hal-hal kecil seperti itulah kreativitas saya muncul. Waktu sekolah di Pangudi Luhur, saya sudah ikut bikin PL Fair, misalnya.

Saya selalu bilang, start small, mulailah dari hal kecil. Jangan langsung gede. Itu yang saya pelajari dari pengalaman sendiri. Dari satu, bikin I Like Monday, akhirnya mendapatkan award achievement. Dari situ muncul tantangan, masak cuma I Like Monday? Akhirnya muncul yang baru. Setelah itu saya bikin program TV, Destination Nowhere. Pergi tanpa tahu tujuan. Jadi, level kreativitas saya makin diuji terus.

Apakah sudah merasa menemukan dunia Anda?
Kalau dibilang nemu, enggak pernah tahu, ya. Dulu saya suka fotografi, saya pikir saya bakal jadi fotografer. Masuk Hard Rock, saya pikir bakal masuk dunia entertainment (Yoris juga pernah membuat IP Entertainment), sempat dapat Marketer's Award, saya pikir dunia saya di marketing.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com