Sempat merugi
Layaknya hidup, Bim-bim pun pernah merasakan surutnya usaha yang ia jalankan. Barang-barangnya dibawa pergi oleh pedagang, toko yang menjual barangnya tidak bisa ditagih.
Keadaan Bim-bim pun semakin berat karena ia juga mengalami kerugian. Proses pengiriman barang ke Malaysia ternyata memakan biaya cukup besar. "Setelah orang Malaysia itu kembali ke negaranya, saya mengirimkan pesanan lewat paket. Tapi karena tidak tahu jalur-jalurnya, saya jadi merugi," ujar Bim-bim. Kerugian yang dialami Bim-bim mencapai Rp. 15.000.000. "Itu adalah masa-masa tersulit saya. Barang dibawa kabur, uang enggak bisa keluar, ditambah merugi karena ongkos ekspor," kata Bim-bim sambil menerawang.
Di saat sulit seperti itu Bim-bim yang merupakan Slanker pergi ke Gang Potlot, tempat markas band tersebut. Di sana seorang Slankers mengajaknya ke Bogor dan memulai usahanya lagi dari awal. "Lalu pikiran saya terbuka, dulu saya mulai juga tanpa modal. Jadinya yah.. seperti awal lagi, hanya dengan modal barang yang tersisa," ujarnya.
Dewi fortuna rupanya masih menaungi Bim-bim, usaha yang ia mulai lagi dari awal ternyata mendapat sambutan baik dari warga Bogor. "Barang-barang saya diminati karena di Bogor saat itu masih jarang. Saya juga mulai ikut pameran-pameran," terangnya
Di Bogorlah usaha Bim-bim mulai bangkit. Pada 13 September 2001 Bimbim mendirikan Bogor Kreatif, nama yang terinspirasi dari sebuah perhelatan seni di Kota Bogor. Dan, tahun 2004, setelah lolos survei dan administrasi, ia resmi menjadi mitra binaan PT Telkom dan mendapat pinjaman modal sebesar Rp 10 juta tanpa agunan.
Ikut komunitas
Pemasaran adalah hal yang sangat penting dalam suatu usaha, dan Bim-bim pun sangat menyadari hal itu. Bim-bim rajin mengikuti pameran-pameran dan memasok produknya ke toko. Untuk memperluas areal pemasaran barangnya, Bim-bim mengikuti beberapa komunitas, salah satunya adalah komunitas sepeda ontel. "Hanya dengan modal sepeda ontel yang paling harganya satu juta, tiap bulan saya dapat pesanan," terang Bim-bim.
Dulunya Bim-bim pernah mencoba memasarkan lewat internet. Namun karena ia merasa awam dengan dunia pemasaran on-line, cara pemasaran tersebut tidak ia lanjutkan. "Saya awam untuk masalah pembayaran online seperti itu, lebih enak lewat mulut ke mulut," ujar Bim-bim
Untuk ke depannya, Bim-bim ingin bergabung dengan komunitas Harley Davidson. "Kan yang ikut komunitas itu pasti orang yang berduit. Jaringan saya akan bertambah dan pesanan akan bertambah pula," ujar Bim-bim sambil tertawa.
Produk-produk Bimbim tidak hanya beredar di Bogor, Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Makassar, tetapi juga di Malaysia dan Singapura. Untuk pemasaran produk ke luar negeri, ia mengawalinya dengan mengikuti pameran yang disponsori Dinas Kepariwisataan Indonesia. Walaupun menemukan kendala berupa mahalnya ongkos kirim saat melakukan ekspor, Bimbim kini tengah berkonsentrasi merambah pasar Iran. Kendala tersebut dapat dihadapi melalui kesepakatan dengan pihak buyer bahwa keseluruhan ongkos kirim akan menjadi tanggungan buyer.
================================================================
Bogor Kreatif
Jl Ciwaringin, Gang Melati No 28 Bogor