Sampai-sampai, baru-baru ini TRST, bersama PT Argha Karya Prima Industri dan PT Fatra Polindo Nusa Industri Tbk (kini menjadi PT Titan Kimia Nusantara Tbk), akhirnya merasa perlu untuk melaporkan masuknya produk BOPP film dari Thailand ke Komite Anti Dumping Indonesia, meskipun mendapat tantangan dari industri packaging Indonesia. Dengan diterapkannya Bea Masuk Anti Dumping Sementara (BMADS) terhadap dua perusahaan Thailand pemasok BOPP film sebesar 11,03 persen hingga 16,11 persen, posisi TRST sebagai pemain utama di industri supplier BOPP film semakin terjamin, setidaknya di pasar lokal.
Melihat langkah-langkah yang diambil TRST untuk menghadapi persaingan usaha dari pihak luar negeri, kami melihat bahwa disinilah terletak ancaman bagi perkembangan perusahaan ke depan. Saat bea masuk sementara tidak lagi diterapkan terhadap produk import seiring dengan gerakan menuju pasar bebas, kelangsungan bisnis TRST dapat terancam. Jika perusahaan bisa menjaga kekuatan fundamental perusahaan dengan melakukan efisiensi ataupun memperkuat posisinya di pasar ekspor, maka TRST dapat meningkatkan kekuatannya melawan pesaing regional dan menjadi a prominent packaging material supplier in Asia.
"Philip Kotler's Executive Class: 48 Days To Go"
=======================================================================================
Riset untuk artikel ini dijalankan oleh tim MarkPlus Consulting yang dikoordinasi oleh Bayu Asmara, Senior Consultant MarkPlus Consulting.