Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gurihnya Keuntungan Bisnis Sosis Bandeng

Kompas.com - 20/04/2009, 08:06 WIB

KOMPAS.com - Aneka olahan ikan 11 bandeng memang udah banyak beredar. Kendati begitu, bukan berarti tak ada peluang bagi produk bandeng olahan lain. Di Bekasi, bandeng diolah menjadi sosis. Tapi jangan keliru, sosis bandeng ini tidak lonjong. Bagian kepala dan ekor ikan tetap dipertahankan.

Ada banyak cara menikmati ikan bandeng. Dulu, bandeng presto sempat menjadi tren. Terobosan ini melindungi para penyantap ikan dari kemungkinan tertusuk tulang bandeng yang begitu banyak.

Kini, ada bandeng olahan dalam bentuk lain. Namanya, sosis bandeng. Beda dengan presto yang hanya membuat duri menjadi lunak, olahan ini memastikan bandeng sudah steril dari duri.

Adalah Imam Tantowi yang menekuni usaha sosis bandeng. Ia merintisnya sejak akhir 2005 di Bekasi. Untuk mendirikan Izzan, merek dagang sosis bandengnya, pria yang disapa Anton ini menggelontorkan modal Rp 1 juta. "Separuhnya saya pinjam dari kakak ipar saya," tuturnya.

Anton menggeluti bisnis ini karena perusahaan media tempatnya bekerja sebelumnya gulung tikar. "Beruntung saya sudah siap-siap," ujar lelaki berusia 35 tahun ini.

Sebelum meluncurkan Izzan, Anton melakukan uji coba resep selama tiga bulan. Racikan yang akhirnya ia pilih adalah menambahkan telor di dalam campuran daging bandeng. "Plus bumbu yang saya racik sendiri," ucapnya.

Teknik membuatnya begini. Pertama-tama, ikan bandeng, telor, dan bumbu di tempatkan dalam satu wadah. Lalu digiling hingga lembut dan dimasak dengan cara tertentu. Sayang, Anton tak bersedia menjelaskan teknik masaknya itu hingga adonan terbebas dari duri ikan.

Setelah matang, olahan ini diletakkan kembali di atas kerangka bandeng yang tinggal kepala dan ekor. "Jadi tetap mempertahankan bentuk asli ikan, tapi kalau dipotong tak ada durinya," kata pria kelahiran Brebes ini. Sosis bandeng Izzan ini bisa dikonsumsi langsung atau dipanaskan lebih dulu.

Untuk menghasilkan sosis yang berkualitas baik, Anton sengaja hanya memilih bandeng hitam. Alasannya bandeng hitam tak bercampur lumpur sehingga dagingnya tidak bau lumpur. Bandeng ini ia beli di daerah Bekasi, Cikarang, Karawang, dan Rengasdengklok. "Saya selalu pilih yang segar dengan harga Rp 15.000 sampai Rp 16.000 per kilogram," katanya.

Kata Anton, apa yang dia sebut sosis bandeng ini sebenarnya sudah dikenal di tiga daerah, yakni di Cirebon, Banten, dan Semarang. Namanya saja yang beda. "Kalau di Cirebon disebut bandeng gepuk, di Banten disebut sate bandeng, sedangkan di Semarang disebut otak-otak," paparnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com