Tak ada niat ambisius dalam membangun kompleks wisata ini. Bagi Ciputra, semuanya mengalir begitu saja, setelah ia menggagas munculnya proyek itu. "Mungkin inspirasinya dari Tuhan sendiri," katanya.
Patung-patung penderitaan orang-orang Manado saat penjajahan Jepang yang letaknya mengitari kaki penyangga patung Kristus Memberkati berada di atas prosesi jalan salib, persis di atas puncak bukit setinggi 33 meter. Jalan salib yang baru diresmikan terdiri atas 14 pemberhentian dan 187 anak tangga. Sebagai tempat ziarah, di kompleks ini juga akan dilengkapi Taman Getsemane, yang di dalamnya akan dibangun diorama penangkapan Yesus Kristus sebelum disalib.
Sebagai wilayah yang universal, di tempat ini juga segera dibangun open air theatre, yang bisa digunakan untuk pertemuan-pertemuan internasional menyangkut apa pun. Dalam kaitan inilah, Gubernur Sarundayang sangat mendukung pembangunan gedung itu.
"Saat ini di Indonesia setiap tahun ada sekitar 400 macampertemuan internasional. Andai lima persen saja di antaranya dapat diselenggarakan di Manado, pasti akan memperkuat dunia pariwisata di kota ini. Tempat pertemuan yang representatif layak hadir di Manado," ucap Sarundayang.
Sarundayang juga menjanjikan, kompleks wisata religi ini bisa menjadi ikon wisata Manado sebagai kota yang bermasyarakat religius.
Pada kesempatan pertama tempat itu akan dipromosikan dalam pertemuan Konferensi Kelautan Dunia (WOC) pada Mei 2009 di Manado. "Kami akan memperkenalkan tempat ini sebagai tempat kunjungan peserta WOC," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.